"Kau akan ikut?"
Manakala suara Jungkook berhasil ditangkap rungunya, Rena pun lekas menoleh dan mendapati pemuda itu tengah menatapnya.
Bukankah semua laki-laki sudah keluar?
Tetapi, mengapa Jeon Jungkook masih di sini?
"Kakimu masih sakit, apa kau akan ikut olah raga kali ini?"
"Ah, itu... aku baik-baik saja, ini bukan hal yang besar, dan keadaannya kian membaik," jawab Rena pelan seraya mengulas senyumnya.
"Tidak perlu ikut. Aku akan meminta izin untukmu pada Tuan Yo."
"Apa?"
"Pastikan kakimu benar-benar sehat lebih dulu."
Seusai berkata demikian, tanpa kembali mendengar tanggapan Rena, Jungkook pun lekas beranjak keluar kelas dan membuat Rena kebingungan. Tidak hanya Rena, melainkan para gadis yang sedaritadi bersiap untuk berganti seragam mereka namun tidak lekas dilaksanakan karena satu pemuda yang masih tertinggal di kelas, yang tak lain adalah Jeon Jungkook.
Situasi macam apa ini?
Rena bahkan tidak dibiarkan untuk menolak atau setidaknya membalas, seolah ucapannya adalah mutlak.
He Young yang sedaritadi berdiri seraya memeluk kaus olahraga miliknya pun sontak mengedipkan kedua irisnya dengan pelan dan memutuskan untuk duduk kembali di kursinya sembari menatap Rena. "Kenapa? Kakimu sakit? Sejak kapan?"
"Hah?"
"Kakimu, Jeon Jungkook bilang bahwa kakimu sakit, apa yang terjadi?"
Sial! Gadis itu bahkan mendadak tak fokus setelahnya.
"A-ah... aku baik-baik saja. Bukan luka yang serius."
He Young mengernyit, lekas menatap penuh keraguan. "Kau berbohong! Sampai-sampai Jungkook sangat memperhatikanmu. Kau yakin?"
Bagaimana Rena mengatakannya?
Ia sendiri tidak mengetahui mengapa Jungkook bersikap demikian, dan ia pun juga merasa asing. Jadi, ia tidak bisa menjelaskannya. Gadis itu hanya tertawa renyah, menampilkan deret giginya. "Ahaha... aku tidak berpikir begitu."
He Young pun mendengus mendengarnya, lekas memandang gadis itu dari atas sampai bawah sebelum kemudian mulai mengganti seragamnya. "Apa yang terjadi padamu? Kau aneh sekali," ujarnya pelan yang hanya ditanggapi senyuman oleh Rena.
Serius?
"Ya! Apa yang terjadi dengannya?"
"Astaga, aku tidak pernah tahu bahwa Jeon Jungkook bisa semanis itu."
"Apa ini? Sepertinya dia banyak berubah akhir-akhir ini."
"Benar, kan? Aku juga berpikir begitu."
Beberapa gadis saling berbisik, ah, tidak. Bisikan mereka bahkan terlalu keras untuk disebut sebagai bisikan. Rena yang mendengar itu pun hanya terdiam dan menunduk, merutuki diri sendiri sembari membereskan buku dan alat tulisnya, pun akan beranjak bangkit untuk mengembalikan kaus olah raganya.
"Apa yang terjadi padaku? Di mana ketenanganku?"
"Ya! Joan Rena," panggil salah seorang gadis di kelas tersebut.
"Ya?"
Rena pun spontan mendongak dan mengurungkan niatnya untuk bangkit, mendadak merasa gugup kala menyadari fakta bahwa seluruh gadis di kelasnya kini menaruh atensi padanya, manakala gadis yang memanggilnya--Jo Woori mulai berjalan ke arahnya dan berhenti di depannya kemudian seraya mengulas senyumnya, Rena benar-benar tidak tahu mengapa ia gugup kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON
FanfictionDari sekian banyak hal yang telah Jungkook temukan di sepanjang hidupnya, ada satu titik di mana ia ingin menyesali apa yang telah terjadi padanya kendati rasanya mustahil. Setidaknya, ia akan mengutuk Joan Rena yang berhasil mendobrak bentengnya...