Joan Rena dapat menemukan bagaimana dirinya tengah berdiri dengan tenang di atas kedua kakinya, sesekali menunduk dan membuatnya diam-diam mengejek diri sendiri. Apa dia sedang menunggu seseorang untuk datang padanya?
Mengapa dia melakukan ini?
"Rena, aku tidak tahu mengapa aku merasakan ini. Dan aku kerap bertanya-tanya pada diriku sendiri, mengapa aku menyukaimu?"
Rena dapat mendengar bagaimana kegelisahan tengah menyelimuti pemuda itu, seakan ia tidak mengerti apa yang telah terjadi pada dirinya sendiri. Pun, ia tidak bisa menghentikannya meskipun ia ingin.
"Mengapa jantungku berdebar dengan kencang tiap kali aku melihat dan mendengar suaramu, atau bahkan hanya sekadar memikirkanmu."
Gadis itu pun sontak bergerak menyentuh dadanya, tertegun tatkala menyadari bahwasannya ia juga mengalami hal yang sama dengan pemuda itu.
"Aku tidak tahu dan tidak peduli jika ini terlalu cepat bagimu, tetapi, tiap kali aku memiliki rasa khawatir padamu... itu terasa tidak nyaman bagiku."
Apa yang harus ia lakukan?
"Selamat datang di neraka mu, Joan Rena."
Bahkan tanpa sadar, ia berhasil masuk ke dalam pikiran hadis itu selama beberapa hari terakhir.
"Kau menyukaiku."
"Ya?"
"Kubilang kau menyukaiku."
Tidak. Seharusnya Jungkook tidak boleh mengatakan itu!
Rema pun sontak mendongak dengan perlahan manakala suara langkah kaki di belakang sana dapat
ditangkap oleh rungunya, pun lekas menoleh dan merasakan hatinya mencelos dalam seketika tatkala presensi Jungkook memenuhi netranya.
Sebab, sejak saat itu pula Jungkook berhasil menguasai pikiran dan hatinya.
"Hanya karena... aku merindukanmu."
Pemuda itu tampak baru turun dari mobilnya sebelum kemudian buru-buru berlari menuju dirinya. Tiap langkah yang ia ambil, tatkala kakinya menjejak bumi, sekencang itu pula jantungnya berdegup, begitu cepat. Hingga kemudian ia berbalik dan dapat merasakan bagaimana Jungkook memeluknya begitu erat sesuai larian yang panjang.
Gadis itu dapat mendengar bagaimana napas Jungkook memburu hebat, pada detak jantung keduanya yang seakan berlomba untuk meledak bersama, pada kehangatan yang menyeruak begitu saja di dalam sana. Dan entah mengapa, hal itu membuatnya merasa bahwa ia begitu berarti untuk pemuda itu.
"Jeon Jungkook, kau tidak boleh menyukaiku."
Juga, Rena tidak tahu apa yang terjadi padanya, tepat pada saat Jungkook akan melepaskan pelukannya, gadis itu menahannya hingga kembali mempererat jarak di antara mereka. Hal itu pun sontak membuat Jungkook terdiam bersama seluruh pertanyaan yang spontan terangkai dalam kepalanya.
Apa yang terjadi dengannya?
Rena bergerak, mencari posisi ternyamannya seraya memejamkan kedua irisnya, mencoba mengabaikan fakta bahwasannya bisa saja membuat Jungkook merasa tak nyaman karenanya, atau bahkan merasa dipermainkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON
FanfictionDari sekian banyak hal yang telah Jungkook temukan di sepanjang hidupnya, ada satu titik di mana ia ingin menyesali apa yang telah terjadi padanya kendati rasanya mustahil. Setidaknya, ia akan mengutuk Joan Rena yang berhasil mendobrak bentengnya...