Saran lagu: Pied Piper-BTS
———
"Cepatkan jalanmu!"
Rena mengernyit manakala Jungkook mendadak berteriak di depan sana, hal itu sontak membuatnya kebingungan. Gadis itu sontak mengedarkan pandangnya, mencoba menemukan pada siapa Jungkook berujar lantang demikian kendati ia merasa bahwa dirinya yang dimaksud. Tetapi tetap saja, Jungkook itu menyebalkan! Bisa jadi pemuda itu mengerjainya.
"Kau! Aku bicara padamu, Joan Rena!"
Rena spontan menghela napasnya, benar-benat sesuai dugaannya. Jika boleh jujur, ia mendadak malas setengah penasaran tatkala presensi Jungkook memenuhi pandangnya kali ini. Manalagi teringat konversasi yang sengaja ia putus sepihak tadi, rasanya bahkan merinding ketika mengingatnya. Harusnya mereka berada di kondisi canggung saat ini, tetapi seolah Jungkook menepisnya—membawa kecanggungan itu sirna dan digantikan dengan kekesalannya, Rena mendadak ditarik untuk menyelami emosinya.
Merotasikan bola matanya malas, gadis itu dapat menemukan Jungkook tengah menatapnya jengkel dengan kedua irisnya yang semakin menyipit, seakan-akan tengah bersiap untuk mengomelinya. Sedang Rena pun mulai menarik langkah kembali untuk mendatanginya, memutuskan untuk menelan kembali umpatan miliknya yang nyaris saja ia keluarkan.
"Cepatlah sedikit!"
Ya Tuhan!
Hal itu sontak membuat Rena merasa dongkol setengah mati. Suara Jungkook bahkan terdengar sangat kesal, seolah-olah ia tidak memiliki waktu lain untuk dibuang dengan menunggunya berjalan. "Sialan! Siapa yang menyuruhnya untuk turun dan menungguku berjalan?!" dumel Rena pada akhirnya.
Dan manakala langkahnya telah sampai, gadis itu lantas melengos tatkala Jungkook mencebik pelan, hal yang sekali lagi membuatnya tak mengerti mengapa pemuda ini memutuskan untuk turun dari mobilnya dan memberinya kekesalan semacam ini. Menyebalkan!
"Dasar lelet!"
Rena sontak mendelik, gadis itu pun menatap Jungkook tak terima—bersiap untuk membakar pemuda itu dengan ocehannya. Bisa-bisanya?
"Ya! Siapa yang menyuruhmu turun dari mobil dan menungguku berjalan?"
Jungkook memang pandai menarik emosinya hingga membuat gadis itu ingin melahapnya habis-habisan, dalam beberapa saat Rena bahkan mulai berpikir; "Apa Tuhan mencampurkan api neraka saat pembuatannya dulu?" Dia bahkan terlalu menyebalkan.
Pemuda itu tak menanggapinya, ia lekas membuang muka dan tampak berusaha menghindari kekesalannya. "Kita akan pulang naik apa?"
Sialan!
Jungkook jelas-jelas berusaha mengabaikannya. Seolah-olah tak mengijinkannya untuk mengamuk sementara ia menyadari bahwa gadis itu kesal karenanya. Ia tahu, tetapi tak ingin kalah. Gadis itu lantas menghela napasnya, mencoba mengatur nada bicaranya agar terdengar cukup santai kendati rasanya benar-benar ingin melahap habis-habisan pemuda di depannya itu. "Bus."
"Kau bercanda?" Jungkook membelalak, dan itu sontak membuat Rena menatapnya keheranan. Di mana letak salahnya?
Menyadari itu, Jungkook lantas berkedip beberapa kali begitu cepat sebelum kemudian membasahi bibirnya, menelan saliva kaku dan mencoba menjelaskan kendati terbata-bata di awal. "Ma-maksudku, daripada itu, kita bisa naik mobil. Aku akan mengantarmu pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON
FanfictionDari sekian banyak hal yang telah Jungkook temukan di sepanjang hidupnya, ada satu titik di mana ia ingin menyesali apa yang telah terjadi padanya kendati rasanya mustahil. Setidaknya, ia akan mengutuk Joan Rena yang berhasil mendobrak bentengnya...