Nona Joan pergi menemui Tuan Park, Lydia.
Seusai mengetahui fakta tersebut dari Lucy yang diam-diam membuntutinya, Lydia pun lekas melajukan mobilnya menuju tempat di mana Rena berada bersama dengan Tuan Park. Yakni sebuah rumah makan yang ternyata telah disewa oleh Tuan Park untuk bertemu dengan gadis itu.
Apa yang berada di dalam kepala gadis itu?
Mayat Park Su Jin adalah peringatan untuknya, yang mana artinya mereka telah siap untuk berperang. Dan sejak itu, mereka tidak akan lagi sembunyi-sembunyi untuk saling mengincar satu sama lain.
Dan kini, Rena dengan terang-terangan menemui musuhnya?
Gadis itu bahkan bisa saja dibunuh!
Dengan rasa panik beserta kekhawatiran yang membuncah, Lydia pun sontak memarkirkan mobilnya di halaman tempat tersebut,
Wanita itu pun lekas mengedarkan pandangnya ke sekitar, ia dapat menemukan mobil Rena masih berada di tempat ini, pun dengan mobil Tuan Park. Hingga sepersekon kemudian, wanita itu pun sontak menegang manakala mengetahui Tuan Park yang tengah berjalan terpincang-pincang dibantu sekretaris bersama dengan sopirnya memasuki mobil. Pria itu mendapatkan luka pada kaki kirinya, yang dapat Lydia yakini bahwa luka tersebut adalah luka tembak.
Lalu, di mana Joan Rena?
Tatkala mobil Tuan Park berhasil pergi dari tempat itu, Lydia pun sontak berlari dengan cepat untuk masuk ke dalam. Rasa panik yang hebat tak terelakkan, terlebih ketika menemukan mayat seorang pengawal Tuan Park yang memiliki luka tembak di kepalanya, wanita itu pun sontak membekap mulutnya.
Apa yang terjadi?
"Di-di mana Nona Joan?" gumamnya terbata-bata.
Wanita itu menggeleng, pun lekas kembali berlari dan membuka setiap bilik ruangan, mencoba menemukan Rena di dalamnya. Rena akan baik-baik saja, kan?
"NONA!"
"NONA JOAN?!"
Ia bahkan mati-matian menahan tangis, Lydia benar-benar ketakutan kali ini. Seharusnya ia tidak membiarkan Rena pergi sendirian. Seharusnya ia bahkan menghentikannya. Apa yang harus ia katakana pada Tuan Jang bila Rena terluka?
"Bodoh! Seharusnya aku menyadarinya dari awal," rutuknya sembari berusaha untuk menahan isakannya.
Lydia bahkan tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri jika Rena mengalami sesuatu atas kelalaian dirinya.
"NONA, DI MANA ANDA?"
Wanita itu bahkan hampir menangis, benar-benar panik dan ketakutan.
Hingga di detik selanjutnya, wanita itu pun dapat merasakan seluruh tulangnya mendadak lemas begitu saja kala mendapati sosok Rena yang tengah sibuk memainkan darah dari pria yang telah tak bernyawa di bawahnya.
Melihat presensi Lydia, Rena pun menghentikan kegiatannya tersebut, sontak mengulas senyumnya seraya melambaikan tangannya kemudian. "Hai, Lydia," sapanya dengan ramah.
Hanya saja, di sini Lydia yang sudah tidak waras karena takut setengah mati jika gadis itu terluka. Wanita itu pun sontak merosot ke bawah dengan lemas, mencoba mempertahankan kesadarannya yang nyaris hilang. Pun dengan kewarasannya. Ia sama sekali tidak tahu harus mengatakan apa kala mendapatkan raut kesenangan di depannya.
Dan ia pikir, ia akan gila setelah ini.
---
Want more? Available in E-book
Persyaratan untuk GA juga sudah aku Post ya di Ig
Segera meluncur💜💜💜
See u soon💜
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON
FanfictionDari sekian banyak hal yang telah Jungkook temukan di sepanjang hidupnya, ada satu titik di mana ia ingin menyesali apa yang telah terjadi padanya kendati rasanya mustahil. Setidaknya, ia akan mengutuk Joan Rena yang berhasil mendobrak bentengnya...