Joan: Berangkat bersama?
Jeon: Hm. Aku akan menjemputmu jika kau mau.
Joan: Baiklah. Aku akan bilang pada Lydia dan Pak Waren terlebih dahulu.
Jungkook pun tidak dapat menahan senyumnya manakala Rena menyetujui keinginannya untuk berangkat ke sekolah bersama. Kendati tidak memiliki sepeda seperti milik Park Jinyoung, pemuda itu pun akhirnya dapat menjemput gadis pujaannya dengan mobil kesayangannya.
Hei, meskipun Rena tidak pernah melibatkan Jinyoung pada setiap konversasi mereka, bukan berarti Jungkook lupa bahwa gadis itu pernah menyukainya, atau bahkan masih. Hanya karena mereka sekarang memiliki jarak, bukan berarti mereka akan selamanya begitu, kan?
Bagi Jungkook, Park Jinyoung akan tetap menjadi saingannya hingga nanti. Setidaknya, ketika salah satu dari mereka akan menikah terlebih dahulu, maka Jungkook akan mencabut gelar 'rival' tersebut darinya.
"Astaga! Membuat merinding saja."
Mendengar itu, Jungkook pun sontak terkesiap, buru-buru berbalik dan terkejut menemukan sang ayah yang berdiri di belakangnya dengan wajah datarnya. Apa dia baru saja mengintip percakapannya dengan Rena?
"A-apa yang Ayah lakukan di situ? Membuat terkejut saja!"
Tuan Jeon pun hanya mendecih dan lekas berlalu hingga membuat Jungkook yang terduduk di sofa tersebut menatapnya tak percaya. Kedua irisnya bahkan berkedip beberapa kali dengan cepat, sedang telinganya memerah karena malu.
"Apa yang terjadi padanya?" gumamnya kemudian.
Jungkook pun lekas kembali membenahi duduknya, sejenak menghela napas dan terdiam kemudian, termenung.
"Aku pernah diculik, seminggu setelah kecelakaan pesawat tersebut terjadi."
"Sungguh?"
"Hmm. Karena itu juga ingatanku kian memburuk. Aku mengalami trauma selama bertahun-tahun. Beberapa ingatanku tentang peristiwa tersebut hilang, dan butuh waktu bertahun-tahun pula untuk mengembalikannya hingga berada di titik ini."
Jungkook benar-benar terkejut. Sungguh.
"Kau... diculik?"
"Benar. Saat itu, mungkin adalah saat-saat dimana seharusnya aku berduka sepertimu. Tetapi ternyata, aku tidak hanya berduka."
Culik. Diculik. Penculikan.
Oh, astaga!
"Kau pasti sangat takut saat itu. Kau sendiri--"
"Tidak. Aku tidak sendirian saat itu."
"Apa?"
"Aku bersama dengan dua bocah laki-laki. Dan itulah yang ingin aku tanyakan padamu."
"Menanyakan apa?"
"Apa kau juga mengalami hal yang sama?"
"Apa?"
"Penculikan. Hal yang aku sadari dari penculikan tersebut adalah usaha untuk melenyapkan bukti atas peristiwa kecelakaan pesawat yang tidak sengaja dietahui olehku dan dua anak laki-laki tersebut. Hal yang mungkin ditakuti oleh mereka jika kami tetap hidup dan bersaksi atas apa yang telah berusaha mereka cegah."
Apa maksudnya?
Apa ia pernah diculik?
Tetapi bahkan, Jungkook tidak menemukan ingatan sedikit pun perihal penculikan itu di dalam memorinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE REASON
FanfictionDari sekian banyak hal yang telah Jungkook temukan di sepanjang hidupnya, ada satu titik di mana ia ingin menyesali apa yang telah terjadi padanya kendati rasanya mustahil. Setidaknya, ia akan mengutuk Joan Rena yang berhasil mendobrak bentengnya...