Setelah sidang selesai, Fares dinyatakan bebas tidak bersalah. Berita itu pun tak luput dari Devan.
"Sial!!" Devan menendang meja kelasnya.
Dan Fares juga tidak jadi dikeluarkan dari SMA Bhakti Nusa, karena Fares tidak menjadi tersangka.
"Jadi gitu Zav ceritanya?" Tanya Araya yang sedari tadi mendengarkan cerita Zava.
"Iya, dan bentar lagi Fares kembali ke sekolah ini, gue seneng banget," ujar Zava.
"Jadi lo gak putus sama Fares?"
"Ya enggaklah, orang yang jawab chat itu kak Devan bukan Fares," Ujar Zava lalu melihat Devan yang sedang berdiri didepan pintu kelas Zava.
Devan menghampiri Zava.
"Zav, gue mau minta maaf atas kelakuan gue kemarin," Ujar Devan didepan Zava. Yang tak luput dari murid lainya.
"Minta maafnya sama Fares aja kak, karena yang dirugiin itu Fares bukan aku," Ujar Zava ramah.
Araya menatap sinis saudaranya itu.
"Iya, minta maafnya itu sama yang bersangkut!" Ujar Araya sewot.
"Tapi kamu gak marah kan Zav?" Tanya Devan.
"Masih berani kesini Kak?" Ujar Frian didepan pintu.
Zava, Araya, Devan menoleh kearah Frian.
"Udah gue tebak dari awal kalau dalang semua ini itu Lo!!" Tunjuk Frian pada Devan.
Devan mengepalkan tangannya, menahan amarahnya agar tidak keluar didepan Zava.
"Gue balik ke kelas ya Zav, gue harap Lo maafin gue," ujar Devan dibalas anggukan Zava lalu meninggalkan kelas Zava.
"Maafin gue Yan, kemarin gue nuduh-nuduh Lo," Ujar Zava pada Frian.
"Iya sans aja lah," ujar Frian.
"Oh iya Zav, pas aku sama Frian ke tongkrongan sama Devan itu sebenarnya mau cari tau soalnya kita udah curiga dari awal kalau Devan itu yang ngerencanain ini," Ujar Araya memberi pengertian pada Zava.
Zava mengangguk paham "iya, thanks ya," senyum manis yang kembali muncul di wajah Zava membuat hati Frian tenang.
°°°°
Pelajaran dimulai, semua sibuk mengerjakan tugas. Tiba-tiba saja saat Zava sedang menulis, ada yang melempar kertas berbentuk pesawat mengenai kening Zava.
Zava membuka kertas itu, dan bertuliskan:
"Temuin aku di kantin sekarang, selagi belum istirahat,"Zava sudah menebak siapa yang kirim surat ini, senyum Zava mengembang.
Zava mengacungkan tangannya "Bu, saya mau izin ke toilet," ujar Zava pada guru yang sedang mengajar dikelas Zava.
"Oke, jangan lama-lama ya Zava," ujar guru Zava.
"Baik bu," ujar Zava lalu pergi meninggalkan kelas.
Koridor sekolah saat ini sepi karena belum memasuki jam istirahat. Senyum Zava mengembang membawa pesan dari Fares hingga ia menabrak pak Slamet guru BK SMA Bhakti Nusa.
"Aduh!!" ujar Zava lalu menatap siapa yang ditabraknya.
Zava meringis menyembunyikan pesan dari Fares, pak Slamet masih menunggu Zava bicara.
"Maaf pak," ujar Zava sedikit mencondongkan badannya.
"Bawa apa kamu?" Tanya pak Slamet curiga.
Zava mencoba menyembunyikan kertasnya dibelakang.
"Ehh itu pak, roti Jepang," ujar Zava meringis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAVARA [end]
Teen Fiction[MAKIN LAMA SEMAKIN SERU] ✿Antara Sahabat Dan Cinta Zavara✿ Cerita ini bercerita tentang persahabatan dan Cinta Zavara. Arabbela Zavara Alverenna biasa dipanggil Zava. Adalah salah satu murid yang mempunyai paras cantik dan juga ramah pada siapa saj...