24

203 32 59
                                    


Para siswa dan siswi telah berbaris rapi dilapangan. Hari ini akan diadakan upacara.

Disaat panitia apel sedang mempersiapkan acara dan komandan pasukan merapikan barisannya, seorang laki-laki tiba tiba menerobos barisan perempuan.

Araya dan teman kelasnya seketika mundur lantaran cowok itu berlari menerobos mereka berdua dan berdiri desebelah Zava. Ia adalah Fares.

Cowok itu tersenyum miring puas bisa bersebelahan dengan Zava.

Upacara telah dimulai, semua murid hormat kepada sang merah putih yang telah berkibar.

Hiduplah Indonesia raya....

"TEGAK GRAKKK!!!"  semua murid menurunkan tangannya.

Zava masih menatap lurus ke depan, tidak sadar bahwa cowok yang disampingnya adalah Fares.

"Bugg" lelaki dengan kepala botak menepuk pundak Fares.

Fares menyengir menatapnya "hallo pak?"

Pak Slamet menyeret Fares ke depan lapangan disejajarkan dengan orang yang tidak menaati peraturan, yang tidak membawa atribut lengkap.

Zava tersadar melihat bagaimana Fares diseret oleh pak Slamet.

Saat Zava sedang menatap lelaki itu, pandangan mereka bertemu, Zava seketika mengalihkan pandangannya ke arah lain, Fares yang melihat itu pun tersenyum kecil.

Sebelum upacara dibubarkan, bapak kepala sekolah pak Alha menyampaikan pengumuman.

"Murid murid yang saya cintai, saya akan menyampaikan pengumuman bahwa besok, kelas 11 akan diadakan camping maka dari itu persiapan diri kalian baik-baik jangan sampai sakit, terimakasih, wassalamu'alaikum warahmatullahi Wr. Wb."

"Waalaikumsalam warahmatullahi Wr. Wb." Ujar semua murid.

Zava melangkahkan kedepan setelah barisan dibubarkan. Entah dorongan dari mana Zava ingin menemui Fares, tetapi Zava kalah cepat, karena ada satu perempuan yang menghampiri Fares dengan senyuman yang manis, gadis itu bahkan menepuk nepuk pundak Fares.

Zavara hanya bisa menggigit bibir dalamnya lalu berbalik pergi dari sana.

•••


"Ehh, Zav akhirnya camping yang gue tunggu-tunggu akhirnya datang juga," ujar Araya senang memeluk Zava namun Zava hanya senyum tidak semangat.

"Lo sehat kan?" Tanya Frian pada Zava

"Sehat lahh," jawab Zava.

"Awas aja kalau sampai sakit!" Ujar Frian yang saat ini duduk dimeja dengan menyantap roti yang ia beli tadi dikantin.

"Iya tuhh!!" Sambung Araya menyenggol bahu Zava.

"Iya-iya pasti gue ikut, yakali gak ikut," ujar Zava.

"Assalamualaikum guys, saya Tian akan membagikan selebaran kertas yang berisi pembagian bus yang akan kita naiki besok pas camping," ucap Tian membawa beberapa selebaran kertas, dan membagikannya.

Tian tidak sendiri, melainkan bersama Fares, Ardhan dan Risky. Fares menatap tajam Zava tanpa berkedip sekalipun.
Zava yang sadar bahwa ada orang yang sedang menatapnya pun memilih untuk pergi dari kelas.

Tian mencekal tangan Zava "ehh Zava, nihh brosurnya," Tian memberikan kertas itu pada Zava.

Zava membukanya, keningnya menekuk.
-"gue duduk disebelah Fares?"-batin Zava lalu menatap tajam Fares.

"Tian? Boleh ganti tempat duduk gak ya?" Tanya Zava pada Tian, ia tidak mau bersanding dengan Fares.

"Gak boleh Zav, itu udah diatur sama gurunya," ujar Tian meneruskan membagikan kertasnya.

ZAVARA [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang