30

209 24 12
                                    


"I-ini kita mau kemana sih Res?" Tanya Zava bingung karena matanya ditutup kain oleh Fares.

"Udah nurut aja," ujar Fares mengandeng tangan Zava. "Awas ada batu, hati-hati,"

"Ehh, udah sampai?" Tanya Zava

"Aku buka ya," ujar Fares membuka penutup mata Zava.

Seketika mata Zava terpesona, ia ternyata diajak Fares ke danau dekat dengan perkemahannya, ada satu sampan yang telah Fares hias dengan indah, dengan banyak Snack didalam sampan itu.

"Jadi dari pagi aku nyariin kamu ternyata kamu buat ini semua?" Ujar Zava senang melihat perahu sampan yang telah Fares hias.

"Suka?"

"BANGET!!" Ujar Zava antusias ingin menaiki perahu sampan itu.

"Yaudah sini," Fares mengulurkan tangannya pada tangan Zava. Dan mengajaknya naik ke perahu sampan.

Mereka berdua naik perahu sampan dengan cuaca yang cerah walaupun dingin menambah kesan romantis, terutama Zava, terlihat sangat senang, tak henti hentinya Fares memandang Zava sambil mendayung sampan itu.

Mereka asik bercanda tawa ditengah-tengah danau, sambil menikmati pemandangan.
Mereka juga saling melempar air dengan tawa yang bahagia.

"Don't leave me, because I'm comfortable with you," ujar Fares parau.

"Kapan kamu belajar bahasa Inggris?" Kekeh Zava mengolok-olok Fares.

Muka Fares berubah datar, "lagi mode serius nih,"

Zava terkekeh kosong, "Iya-iya res" Zava mendekatkan wajahnya ke wajah Fares. "I will never leave unless you ask me,"  sambung Zava tersenyum manis sambil mencubit pipi Fares.

"Artinya apaan?" Tanya Fares membuat Zava seketika merubah wajahnya malas.

"Kamu enggak tau?"

Fares menggeleng cepet, membuat Zava mendengus kesal.

"Aku cuman hafallin yang, Don't leave me, because I'm comfortable with you," ucap Fares jujur dengan polosnya.

Zava terkekeh garing, "makanya, belajar bahasa Inggris ya ganteng," goda Zava lalu membalikkan badannya cepat membelakangi Fares, membuat sampannya bergerak seperti ingin terbalik.

"Ehh, ehh--"

Dengan sigap Fares melepas dayungnya hingga dayung itu tercebur dan mendekap tubuh Zava dari belakang, dan meletakkan kepalanya dibahu Zava.
Degub jantung Zava semakin tidak beraturan, ingin bergerak tetapi dekapan Fares sangat kuat.

"Pengen denger kamu bilang sayang ke aku," ucap Fares masih mendekap Zava.

Pipi Zava terasa ngilu akibat ia menahan senyumannya agar pipinya tidak terlihat merah merona.

"Kalau engga mau?"

Bukannya Fares melepas dekapannya malah memperkuat dekapannya. Hingga Zava sulit bergerak.

"Tanggung sendiri akibatnya," bisik Fares.

"Res," ucap Zava lirih.

"Hmm?"

"Gabisa nafas," ujar Zava sesak.

"Mati dong?"

Sadar karena ia terlalu mendekap tubuh Zava terlalu kuat, ia melepas dekapannya.

"Gitu aja udah lemes," ujar Fares.

"Maksudnya?"

"Lemah," ucap Fares.

ZAVARA [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang