16

229 45 80
                                    

"Kalau gue cerita, apa Lo akan ninggalin gue?" Ujar Fares pada Zava.

Pertanyaan yang membuat Zava bingung. Zava mengambil tangan Fares dan menggenggamnya.

"Hari semakin petang, dan rasaku padamu masih sama tak akan pernah berkurang sedikitpun," ujar Zava pada Fares.

Mereka berdua masih duduk didepan mobil menikmati keindahan pantai pada malam hari.

"Sampai pantai ini kering pun aku akan tetap stay dihatimu Res, karena ini bukan rasa sayang biasa, tapi rasa cinta yang benar benar ada," sambung Zava pada Fares.

Fares memperhatikan Zava, sungguh pantulan cahaya bulan tepat menyinari wajah Zava.
Fares sangat tidak yakin dengan apa yang dikatakan oleh Zava saat ini.

"Ehh tunggu, bukannya Kak Nara itu pacarnya kak Devan?" Tiba Zava membiarkan mulutnya berkata tanpa berpikir dulu.

Lagi lagi Fares menundukkan kepalanya.
"Aku gak yakin ceritain masalaluku ke kamu," kekeh Fares.

Sebenarnya apa sih yang akan dikatakan Fares??

"Kenapa kamu ngomong kayak gitu?" Kata Zava Melepaskan gengaman tangannya pada Fares.

Fares terkekeh sebentar, matanya sekarang tidak ada Zava tapi hanya ada air mata yang ditahan.

"Karena gue pembunuh," kekeh Fares pada Zava.

"Maksud kamu?" Tanya Zava syok.

Pembunuh? Zava masih tidak yakin dengan ucapan Fares barusan. Cowok ini cukup istimewa dihati Zava tapi apakah Zava akan tetap menerima Fares?

"Sekarang nyokap bokap gue udah ninggalin gue, apa Lo sekarang akan ninggalin gue Zav?" Tanya Fares pada Zava.

Mata Fares memperlihatkan peluh kesedihan dan penyesalan. Zava tidak tega pada Fares.

Zava menatap Fares dengan senyum yang tulus.

"Terkadang menahan masalah sendiri malah menumbuhkan rasa sakit tanpa kita disadari," ujar Zava pada Fares.

"Liat deh bulan itu," Zava menatap langit-langit malam begitupun Fares.

"Indah ya," ujar Fares melihat wajah Zava yang mendapat pantulan cahaya dari bulan. Dan juga Sepoi angin yang membuat Zava terlihat berkali kali lipat lebih cantik.

"Bulan itu kayak kamu. Dan bintang yang besar itu adalah aku. Dan bintang yang itu adalah bunda. Dan semua bintang-bintang yang lainnya itu temen temen kamu," ujar Zava menunjuk 2 bintang besar dan kecil dan juga bulan yang sangat indah.

"Kenapa?" Tanya Fares pada Zava.

"Bulan itu seperti kamu Res. Bulan gak akan bisa bersinar indah tanpa bantuan cahaya dari bintang. Begitu juga kamu. Kamu gak akan lemah. Karena aku, bunda dan semua temen-temen kamu akan selalu support kamu biar kamu bersinar indah dilangit," Ujar Zava menatap langit malam. Fares hanya melihat ketulusan yang ada pada diri Zava.

-"kamu memang seperti bintang Zav, banyak yang ingin mendapatkan mu tetapi tidak bisa, dan biarpun bulan selalu bersama bintang mereka berdua tidak pernah bisa bersatu,"-batin Fares.

"Kamu memang seperti bintang Zav. Kecil tapi indah," kekeh Fares

"Maksud kamu? aku kecil? ihhh Fares, ini lagi adegan romantis tau, malah dirusak ihh galucu ihh," rengek Zava pada Fares. Dengan kesal Zava mencubit lengan panjang Fares.

Fares hanya tertawa lepas. Walaupun itu tadi sebuah ejekan halus dari Fares tapi Zava cukup bahagia karena walaupun Fares sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja,Fares masih bisa tertawa lepas.

ZAVARA [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang