34

192 21 19
                                    


Hari ini hari Senin, hari yang bergerak sangat lambat dibandingkan hari-hari lainnya.
Zava sedang menyirisir rambutnya dan mengikat rambutnya dengan pita.

"Good, tinggal pakai lip blam sama parfum," ujar Zava didepan cerminnya.

Lalu Zava mengoleskan lip blam kebibirnya lalu menyemprotkan parfum pada seragam miliknya.

"Kayaknya kurang deh," ujar Zava berbicara didepan cermin kamarnya.

Zava hari ini memakai make up lengkap, beda dari biasanya Zava hanya memakai lip blam dan sun cream, tapi kali ini ia memakai make up lengkap.

"Semoga nanti Fares tersepona, terus enggak marah sama Zava," ujar Zava dengan yakin didepan cermin. "Lagian sih, cuman masalah bunda diputusin sama papi, Fares ngeblokir kontak gue,"

"Okey Zava, bismillah, semangat pagi, awali harimu dengan senyuman," ujar Zava lalu mensenyumkan bibirnya dengan kedua tangannya.

Zava beralih mengambil tasnya dan handphonenya. Dan menuruni tangga menuju ruang makan untuk sarapan.

"Pagi mbokde," sapa Zava pada mbokde asisten rumah tangganya.

"Ehh, neng Zava, cantik banget hari ini, ada pentas ya di sekolahan?" Tanya mbokde pada Zava.

"Enggak mbok, tapi gimana penampilan Zava hari ini?" Ujar Zava memutar badannya.

"Cantik, kaya cewek-cewek yang di DERAKOR," ujar mbokde sambil mengoleskan selai rasa strawberry ke roti panggang kesukaan Zava.

"Drakor mbokde, bukan derakor," ujar Zava lalu meminum susu yang sudah disiapkan mbokde.

"Nah eta," kekeh mbokde.

"Emang mbokde suka liat drakor?" Tanya Zava, lalu mengambil roti dan memakannya.

"Iya, tapi yang diyutup," ujar mbokde.

"You tube, mbokdeeeee," ujar Zava.

"Iya yutub, yutub," ujar mbokde.

"Papi udah berangkat?" Tanya Zava pada Mbokde.

"Iya neng, udah dari tadi subuh," ujar mbokde

Zava mengangguk paham. Ia segera menghabiskan makanannya dan segera berangkat ke sekolah seperti biasanya.

"Hati-hati neng makannya, nanti lipstik nya luntur," ujar mbokde.

"Eh, emang luntur ya mbok?" Tanya Zava memperlihatkan bibirnya pada mbokde.

"Enggak neng, mbokde bercanda," kekeh mbokde.

"Ihhh, mbokde. yaudah Zava berangkat dulu ya mbok," ujar Zava menyalami Mbokde.

"Iya neng, hati-hati ya," ujar mbokde.

°°°

"Bannya kenapa pak?" Tanya Zava pada sopirnya.

"Aduh, kayaknya bocor neng," ujar pak sopir Zava.

"Yahh, mana udah jam tujuh kurang sepuluh menit lagi," ujar Zava melihat jam tangannya.

"Bentar ya neng, bapak ganti dulu bannya, pake ban serep," ujar pak sopir.

"Iya pak,"

Brumm...brumm..brumm..
Terdengar suara motor dari arah belakang. Zava menatap siapa yang sengaja menderumkan motornya seperti berniat mengejek Zava.

"Cie, yang pagi-pagi bannya kempes," ujar cowok itu.

"Frian," ujar Zava.

Tapi Frian tidak sendirian, ia bersama Araya. Berboncengan.

ZAVARA [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang