40

189 16 15
                                    


Sedangkan dilain sisi, Araya sedang mengendap-endap menguping pembicaraan seseorang yang mencurigakan.

Tring...tring..tringg sial handphone nya kenapa harus berbunyi sihh.

Lima orang yang mencurigakan itu mencari sumber suara telepon itu.

Dan Araya segera me-silent handphonenya. Dan bersembunyi dibalik semak-semak dekat hotel tempat pesta ulang tahun Zava dilaksanakan.

"Siapa?" Tanya orang dengan baju hitam dan bertopeng. Membuat Araya penasaran.

"Sial bos, kayaknya ada yang ngintip kita bos," ujar salah satu orang itu.

"Kerjakan tugas yang gue minta, tunggu gue di gedung permata."

Araya mevideo kelima orang mencurigakan itu dan mengirimkannya ke nomor Fares.

"Semoga aja nanti nggak ada apa-apa," ujar Araya.

Saat Araya ingin berdiri, ia menginjak dress nya dan membuatnya tersandung.

"Aww!" Ujar Araya.

Membuat ke-lima orang mencurigakan itu mengetahui Araya yang sedang menguping pembicaraan mereka.

"Itu bos orangnya," tunjuk salah satu orang dari mereka.

"Tangkep,"

Keempat orang itu lalu berlari mengejar Araya, dan akhirnya Araya tertangkap.

"Lepasin!" Berontak Araya.

"Bawa sini," ujar cowok dengan hodie hitam dengan kacamata dan masker yang menutupi wajahnya itu.

Araya mengerutkan keningnya, seperti kenal dengan suara itu.

"Heh! Lepasin gue!! Jangan macem-macem ya sama gue!!" Berontak Araya.

"Ambil handphone nya," ujar cowok itu menyuruh keempat anak buahnya untuk mengambil handphone Araya.

"Gamau!" Berontak Araya.

Bos itu merebut kasar handphone Araya. Dan berhasil merebutnya dari tangan Araya.

"Lo mau ngapain handphone gue!" Ujar Araya.

Bos itu membuka icon WhatsApp Araya dan menarik pesan/ menarik video yang telah araya kirim ke Fares.

"K-kok dihapus," ujar Araya.

Bos itu terkekeh, "ngapain sih laporan sama Fares,"

Araya mengamati orang didepannya yang berhodie itu. Sepertinya Araya mengenalnya.

"Hai sepupu," ujar orang itu membuka masker serta kacamatanya dan tersenyum licik pada Araya.

"D-De—"

"Ssstttt,"

"Lo mau ngapain? Jangan macem-macem lo ya!" Ujar Araya.

"Mumpung ada lo disini, gue mau ngomong sesuatu sama Lo," ujar Devan pada Araya.

"Lepasin gue dulu," ujar Araya.

"Okey, lepasin dia," suruh Devan pada anak buahnya.

"Gue mau lo kerjasama sama gue," ujar Devan licik.

°°°

Acara ulang tahun Zava telah dimulai, Zava mengedarkan pandangannya, mencari seseorang.

"Emang Fares nggak diundang ya Pi?" Tanya Zava pada Adinata.

"Udah, tapi gatau dateng apa nggak," ujar Adinata.

Mereka sedang duduk dikursi mewah, dengan hidangan yang telah disiapkan.

ZAVARA [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang