31

188 23 23
                                    

"Araya!!! Tolong ambilin sweater gue!," Teriak Zava pada Araya, Zava tengah sibuk menyapu dan membersihkan sekeliling tenda mereka berdua.

"Aduh, ishh!!" ujar Zava menggaruk tangannya karena tergigit nyamuk.

"Nihh, tangkap!" Araya melempar sweater milik Zava. Lalu Zava memakainya.

"Yang bersih ya?!" Ujar Araya dari dalam tenda, sibuk menata barang-barang Zava dan Araya.

"Lo juga, awas aja kalau sampai ada barang gue yang ketinggal," ujar Zava.

"Hmmm," balas Araya.

Semua murid sedang sibuk membersihkan sekeliling tenda mereka, karena hari ini murid kelas sebelas akan pulang ke Jakarta.

"Hek-hemmm."

Zava menoleh ke sumber suara. "Ngapain lo kesini?" Ujar Zava pada orang itu.

"Araya mana?" Tanya Frian pada Zava.

Zava tidak menjawabnya, ia memilih sibuk menyapu daun-daun dan bekas makanan itu.

"Kok diem? Cemburu?" Ujar Frian, membuat Zava menghentikan kegiatannya.

"Hahaha," tawa Zava. "Gue? Cemburu sama Lo?" Ujar Zava Lalu diangguki oleh Frian.

"Fares buat apa woyy? Ngapain juga gue cemburu sama Lo? Lo kali yang cemburu sama gue," sambung Zava

"Hahahaha, bilang aja lo cemburu," ujar Frian tak mau kalah.

"Dihh, enggak!"

"Ahh, masa?"

"Ishh, Araya, dicariin pacar lo nihh," teriak Zava.

Merasa ada yang manggil, Araya keluar dari tenda, dan menghampiri Frian dan Zava.

"Ehh, Frian? Ngapain cari gue?" Tanya Araya pada Frian.

"Kangen," bisik Frian pada Araya.

"Dihh?" Zava menatap aneh Frian.

Wajah Araya memerah, "ngapain cari gue Frian?" Tanya Araya sekali lagi.

"Nanti kalau udah balik ke Jakarta, bisa anterin gue buat beli sesuatu enggak?" Ujar Frian.

"Hek-hemmm, oh, iya, kemarin kan Fares kasih aku hadiah, buka ahh," ujar Zava mengingat bahwa kemarin saat Zava akan berangkat menuju camping, Fares memberikan kotak kado untuknya.

Frian menghela nafas panjang, "ih,iyi, Firis Kin kisih iki kiri," ledek Frian menirukan gaya ucapan Zava.

"Apa lu? Iri? Gausah bilang bos! Gue udah tau, bayy," ujar Zava lalu menjulurkan lidahnya mengejek Frian. Lalu berlari girang menuju tenda untuk melihat hadiah apa yang diberikan oleh Fares.

"Gimana Ar? Bisa?" Tanya Frian pada Araya.

"Ehh, gimana ya Fri, sebenarnya gue mau, mau banget malah, tapi gue udah ada janji sama Tian," ujar Araya sedih.

"Tapi kalau besok kayaknya gue bisa," sambung Araya.

"Oh, yaudah deh, besok aja," ujar Frian

"Atau enggak sama Zava dulu aja Fri, kalau kamu emang lagi butuh banget beli itu," ujar Araya tidak enak pada Frian.

"Nanti bisa diatur," ujar Frian lalu meninggalkan Araya sendirian.

Percakapan mereka berdua pun tak luput dari telinga Zava, memang sedari tadi Zava menguping pembicaraan Araya dan Frian.

Zava mengambil kotak kado dari Fares, didalam tas ranselnya. Dan mengambil surat yang ditempelkan pada bagian atas kado.

"Kosong?" Ucap Zava membuka suratnya.

ZAVARA [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang