39

158 16 7
                                    

Selesai mandi Zava mengeringkan rambutnya. Jam sudah menunjukkan pukul 18.16. ia sedang bersiap-siap karena ia memiliki janji dinner bersama Frian nanti jam 19.30.

Suara ponsel Zava berdering, ia sesegera mengangkat panggilan itu.

📲 "Udah siap-siap belum?"

"Baru selesai mandi,"

📲"Jangan lupa dandan yang cantik,"

"Dihh? Terserah gue lah, mau dandan apa enggak,"

📲"Hahaha, iya-iya lo ngak dandan juga cakep kok,"

"Awas ya, gue genggam janji lo buat bantuin gue deket lagi sama Fares,"

Frian diam tidak menjawab.

📲"Hek-hemmm, Zav. kok gue jadi parno gini sih? Kayak mau tampil konser didepan panggung,"

"Jangan bilang, kalau lo mau ngajak gue nyanyi di restoran atau ngamen?"

📲"Hahaha, ya enggak lah, yaudah gue mau Makai baju dulu,"

"Hahh, Lo nggak pake baju?"

📲"Mau lihat? Gue vc nihh?" Kekeh Frian.

"Nggak. Gila lo!! Udah, gue mau siap-siap,"

📲"Hmm, jangan cantik-cantik nanti gue tambah deg-degan,"

Tuuutttt--

Zava mengambil paper bag besar kiriman dari Frian. Ia sedikit terkejut saat melihat dress mewah berwarna gold.

Zava kembali mengingat kata Araya.
Flashback on.
"Frian kemarin ngajak gue pilih-pilih gaun yang gue suka, kayaknya dia mau bikin surprise buat gue dehh," ujar Araya sembari tersenyum-senyum sendiri.

"G-gaun?"

"Iya, gue udah milih, warnanya gold-gold gitu,"
Flashback off.

"Kenapa gue jadi nerves gini ya?" Ujar Zava melihat gaun cantik berwarna gold itu.

Sedangkan Adinata dibawah, juga sedang bersiap-siap.

"Mbokde, tolong cek Zava, udah siap-siap belum," suruh Adinata pada Mbokde.

"Baik pak,"

Mbokde membuka pintu kamar Zava. Ia terpesona melihat Zava yang tampak cantik dengan dress yang terbalut di badannya.

"Ck, ck, eleh-eleh, cantik pisan neng Zava," mbokde menggelengkan kepalanya kagum.

"Mbok bisa aja, Zava jadi malu,"

"Tapi neng Zava cocok abis pake gaun ini," ujar Mbokde. Zava hanya tersenyum malu.

"Udah ah mbok, Zava malu kalau dipuji gitu," ujar Zava.

"Oh iya neng, kata bapak bentar lagi penata rambut dan perias mau dateng,"

"Pe—" ucapan Zava terpotong.

Pintu kamar Zava terbuka, dua orang cewek membawa kotak make up.

"Nahh ini mereka udah sampai," ujar mbokde.

Zava mengerutkan keningnya bingung. Kenapa ada perias rambut segala? Emang mau kekondangan?

"Papi yang pesen?" Tanya Zava pada Mbokde.

"Iya neng, duduk gihh, mbok tebak nanti neng Zava cantik paripurna," ujar mbokde.

Zava duduk di meja rias miliknya. Dengan telaten perias dan penata rambut itu merias wajah Zava dan menata rambut Zava.

ZAVARA [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang