Gravity - 44

7.1K 252 74
                                    

Hayu atuh ramaikan.

"Mau menikah? Di usia semuda ini? Abang yakin?"

Javier mengangguk. "Abang yakin, Bu."

"Abangnya yakin, Alinnya yakin gak?" tanya Ibu Javier ke Ralinne.

Ralinne yang ditanya seperti itu gelagapan. Ia tidak tahu harus menjawab 'ya' atau 'tidak'. Karena sejujurnya pikirannya masih berkelana ke masalah di rumah.

"Ah, a-aku gatau, Bu. Lagipula aku masih muda, masih banyak mimpi yang harus aku raih, tapi kalau niat Kak Javier baik Alin bakal pikirin baik-baik Bu," jawab Ralinne. Memang betul, selagi niat Javier baik. Ralinne akan berusaha menerima.

"Orangtuamu udah tahu, mbak?"

Ralinne menggeleng. "Belum, Bu."

"Kasih tahu ke mereka dulu, bagaimana pun juga mereka orangtuamu."

"Iya, Bu."

"Oiya bang, pihak kampus udah ga minta kamu buat pindah ke Singapura kan?"

"Udah enggak, Bu. Kemarin Faza bantu ngomong si."

"Ngomong apa?" tanya Ibu Javier bingung.

"Ya gitu deh, susah jelasinnya. Nanti abang kasih tau, oiya bu, kontrakan Ibu di Jakarta kapan mau ditempati lagi?"

"Hm gatau ah, Ibu gak suka suasana di sana. Ibu pengin di sini, nanti kalau kamu sudah nikah tinggal di sini aja sama Ibu dan Kayla."

Javier menoleh ke Ralinne. "Gimana Lin? Udah disuruh nih buat tinggal di sini," goda Javier yang membuat pipi Ralinne memerah.

"Ih apaansi kak."

"Hus hus, udah malem nih! Ayo masuk ke kamar, abang tidur di kamar belakang aja."

"Sama Ralinne bu?"

"Ndasmu!"

"Ralinne tidur sama Ibu! Gak ada ya Ralinne tidur sama kamu bisa-bisa kebablasan calon menantu ibu!" Ibu Javier memberikan tatapan maut untuk Javier, pun yang ditata seperti itu hanya terkekeh.

"Bercanda bu, abang juga gamau punya bayi sebelum abang wisuda."

"Iya iya iya."

"Ayo mba, tidur."

--

"Mau ke mana, Bu?"

Ralinne melihat Ibu Javier tengah bersiap-siap pergi, Ralinne tidak tahu Ibu Javier akan ke mana.

"Mau kerja mba, nanti kalau mau makan ajak Kayla aja ya nak. Javier belum bangun ya?"

"Iya, Bu."

"Ibu berangkat ya, Mba!"

"Iya bu hati-hati."

Setelah Ibu Javier pergi, Ralinne berjalan menuju halaman belakang. Di sana terdapat banyak tanaman yang disusun rapih oleh Ibu Javier, Ralinne sempat tersenyum melihat banyaknya tumbuhan yang ditanam itu.

"Lin, ngapain?"

"Eh, lagi liat-liat tanaman nih. Kamu udah bangun?"

"Udah dong, kalau belum bangun gaakan berdiri aku di depan kamu."

"Iya iya."

"Adik kamu belum bangun, Kak?"

Javier menggeleng, "belum dia mah. Paling cepet dia bangun jam delapan, sekarang masih setengah delapan."

GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang