Perlahan-lahan
Rasa benci mulai timbul di dalam hati ini--
"KAK, yang kita lakukan sekarang itu salah, kamu Kakak aku, aku adikmu."
Ralinne menangis saat mengingat memori kelamnya kembali pada tadi malam, Ralinne berusaha memberontak tetapi Javier selalu memberikan ultimatum di mana pada akhirnya Ralinne luluh.
Javier bangun dari duduknya dan menatap balkon di kamar hotel yang langsung menyuguhkan pemandangan pepohonan.
Ia diam tanpa berniat membalas ucapan Ralinne. Merasa diacuhkan, Ralinne mengeraskan tangisannya dan membuat Javier kembali pada Ralinne yang tengah bersandar di kepala ranjang.
"Denger aku Ralinne, aku bakal tanggung jawab sehabis ini. Tenang aja."
Ralinne menghapus air matanya, "tanggung jawab gimana?"
"Mama dan Papa pasti kecewa sama aku, aku anak gadis satu-satunya. Dan sekarang, aku buat mereka malu, apa kamu gak pikir hal seperti itu sebelum melakukan?!" Ralinne mengeluarkan amarahnya pada Javier.
Javier hanya menanggapi dengan hembusan napasnya. Javier bingung, mengapa ia bisa melakukan hal seperti itu pada Ralinne?
Ralinne kembali menangis, ia menelungkupkan wajahnya di lututnya yang terlapisi selimut kamar hotel.
"A-Aku takut ...," lirih Ralinne. Javier menoleh dan menarik jemari Ralinne.
"Jangan takut, ada aku," balas Javier.
"Bukan masalah ada Kakak atau tidaknya, ta-tapi aku takut, gimana kalau aku hamil?" Ralinne menatap Javier dalam.
Javier yang mendapatkan tatapan dalam dari Ralinne berusaha mengalihkan dengan cara memainkan jemari milik adiknya.
"Percaya sama Kakak, kamu gak akan hamil. Kecuali kita lakukan lagi, percaya sama Kakak," ucap Javier meyakinkan Ralinne.
"Kalau satu kali dan ngebuat aku hamil, apa Kakak bakal tanggung jawab?" Javier mengangguk.
"Aku bakal tanggung jawab, percaya sama aku. Aku bakal temani kamu sampai kapan pun."
Ralinne berhambur ke pelukan Javier. Javier mengusap rambut Ralinne dan mengecupinya beberapa kali.
--
Biasanya Ralinne akan banyak bicara, tapi kali ini Ralinne banyak diam. Setelah kejadian semalam, Ralinne benar-benar canggung dengan kehadiran Javier.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gravity
Teen Fiction"Kak, aku positif." Sekali pun kamu bertekuk lutut, sampai kapan pun aku akan menolak kehadiranmu. Ralinne benar-benar tidak menyangka bila peristiwa kelam satu malamnya berakhir seperti ini, Ralinne berusaha menguatkan diri dengan berbagai macam ca...