[ hi, jangan lupa
Bintang dan komentarnya ya ]***
Ralinne mendapat pesan dari Agatha, kawannya itu meminta dirinya untuk datang ke kafe Alan. Awalnya Ralinne menolak, namun setelah Alan menghubunginya mau tak mau ia menurut dan datang ke sana.
"Lo udah di mana?"
"Bentar, gue belum jalan, masih nunggu papa gue balik."
"Ih lama banget deh lu, jangan bikin gue emosi."
"DIH. Sape lu mau emosi sama gue?"
"Gue temen lu oon."
"Oghey."
"Cepetan, Lin. Gua pesenin apa nih?"
"Apa aja, yang penting gua kenyang."
"Oke deh."
Ralinne meraih tas selempangnya, menunggu sang Ayah sampai membutuhkan waktu yang cukup lama. Maka dari itu, ia memutuskan untuk berangkat terlebih dahulu tanpa menunggu sang Ayah pulang.
Sesampainya di kafe Alan, dahi Ralinne menaut. Kafe Alan sangat ramai malam ini, Ralinne jadi ragu untuk melangkahkan kakinya ke dalam sana. Namun sebelum benar-benar meninggalkan kafe Alan, suara Agatha menginterupsinya.
"LIN! AYO SINI MASUK!"
Ralinne pun menurut. Ia menghembuskan napas lelahnya. "Kafe Bang Alan ramai banget dah, pusing gue liatnya."
"Ih yaampun, lo tuh kampungan banget dah Lin. Sekarang kan malem minggu, ya rame lah."
"Iya juga si."
Ralinne duduk di hadapan Agatha, gadis yang sudah lama menjadi sahabatnya.
"Tha, itu kakak tingkat kita bukan sih?" tanya Ralinne pada Agatha.
Agatha mengikuti arah pandangan Ralinne. "Lah, iya. Mereka temen-temennya Kak Faza sama Kak Javier kan?"
"Lo kenal Faza?"
"Kenal."
Ralinne mengangguk pelan. "Lo pesenin gua apaan?"
"Kopi."
"GILA LO PESENIN GUE KOPI?!" Ralinne berteriak di depan wajah Agatha sembari menggebrak meja, mendengar suara Ralinne teriak, banyak yang menatap meja nomor tujuh──meja yang berisi Agatha dan Ralinne.
"Suara lo, bego!"
Ralinne yang berdasarkan pun diam. Merasa malu karena suaranya menggema sangat nyaring.
"Tha ... malu gue!" ujar Ralinne sembari menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Agatha yang berada di hadapan Ralinne terkekeh pelan.
"Hai, boleh gabung?"
Agatha dan Ralinne langsung memandang laki-laki tampan yang mendatangi mejanya.
Mulut Ralinne menganga seketika. Di depannya ada Javier dan kawan-kawannya.
"J-Javier ...."
"B-boleh kak, duduk aja," ujar Agatha memperbolehkan Javier dan kawan-kawannya duduk bersama di meja mereka.
Agatha yang awalnya berada di depan Ralinne pindah ke sebelah Ralinne. Dan di depan Ralinne diisi oleh Javier.
Astaga.
"Udah pesen makan?" tanya Javier yang diangguki oleh Agatha.
"Tha, gue izin ke toilet dulu lah," ucap Ralinne meminta izin pada Agatha. Terdengar aneh, namun apa yang diucapkan Ralinne saat ini mampu buat rasa gugupnya berkurang.
Jujur, ada rasa takut di benak Ralinne untuk melihat wajah Javier. Takut bila kejadian dulu terulang lagi.
"Mau gua antar?"
"Gausah."
Sampai di dalam toilet wanita, Ralinne mengusak wajahnya. Bertemu lagi dengan Javier membuatnya teringat peristiwa dahulu.
"Udah?"
"Iya udah," jawab Ralinne kembali duduk di sebelah Agatha.
Ia mengambil napas dan minum jus yang dipesan oleh Agatha. Gadis itu tidak benar-benar memesankan kopi untuk Ralinne, ia paham betul bahwa kopi akan membuat Ralinne jatuh sakit.
"Lo anak psikologi kan?"
Agatha mengangguk. "Iya, Kak."
"Semester berapa?"
"Semester satu kak."
"Oh masih anget ya."
"Hehe iya."
"Tha, gua balik ya? Papa gue nyariin," ujar Ralinne membuat Javier, Faza, Ais dan Agatha menoleh serentak ke arahnya.
"Cepet amat?"
"Iya nih cepet banget."
"Hehe maaf kak, papa gue nyariin," ujar Ralinne.
"Oh yaudah hati-hati ya."
"Iya, gue permisi ya."
"Mau gua antar?"
Ralinne menoleh ke belakangnya. Di mana ada orang yang ia hindari, Javier Dylan Melviano. Selamat anda sudah memporak-porandakan kehidupan seorang Patricia Ralinne Pradipta.
--
17 Januari 2020
guys, aku punya trailer Gravity nih.
Btw, kalian lebih suka Javier divisualin sama Mas Bright atau Mas Jaehyun?
Coba komen ya.
Kalian masih ingat ga yang di chapter satu soal tip yang ditawarkan oleh Javier ke temennya? Penasaran ga si kelanjutannya beserta orang-orangnya?Niatnya aku mau buat flashback di instagram, jadi kalian bisa baca terpisah gitu. Soalnya kalau aku ketik di sini takut ga kesampaian:(
Jadi, kalian bisa follow aku terlebih dahulu. Follow ig-ku : lebeluvland
Puas ga sama update-an kali ini?

KAMU SEDANG MEMBACA
Gravity
Teen Fiction"Kak, aku positif." Sekali pun kamu bertekuk lutut, sampai kapan pun aku akan menolak kehadiranmu. Ralinne benar-benar tidak menyangka bila peristiwa kelam satu malamnya berakhir seperti ini, Ralinne berusaha menguatkan diri dengan berbagai macam ca...