Gravity - 14

9K 543 18
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya.

[]

MENGUSAP perut yang sudah membuncit membuat Ralinne bahagia setengah mati, hari ini kandungannya tepat empat bulan.

Ralinne menunduk tersenyum pada perutnya. "Kita kuat, buktinya selama empat bulan gak ada dia kamu hidup baik-baik di dalam sini. Sehat-sehat ya," ujar Ralinne.

Setelah mengatakan kalimat tersebut, seketika mood Ralinne berubah. Cepat sekali mood-nya berubah, sudah terhitung empat bulan masalah moodnya tidak mereda.

Gadis tersebut kadang menangis, kadang tertawa, kadang datar. Hah, rasanya Ralinne ingin cepat-cepat bersalin saja.

Diaz sudah kembali ke Jepang saat kandungan Ralinne menginjak dua bulan, Diaz akan menghubungi Ralinne setiap malam.

Selama empat bulan ini pula Ralinne perang dingin dengan sang Mama, Zara memilih diam tidak sekali pun menyapa Ralinne. Tentu gadis tersebut sedih.

"Non, ayo makan."

Ralinne membalikkan tubuhnya menghadap belakang, ada Bibi Ayu--pembantu rumah yang sengaja dipekerjakan oleh Diaz untuk menjaga Ralinne selagi Zara pergi.

"Makan apa, Bi?"

"Sesuai pesanan Non kemarin. Sup ayam dan kentang goreng."

Ralinne mengangguk dan membuntuti Bi Ayu.

Selama Bi Ayu menyiapkan piring untuknya, Ralinne membuka aplikasi Instagram yang sudah lebih dari empat bulan ia tutup.

Javier__dylanm

❤1,987 Javier__dylanm A - Selamat 14 bulan sayang 😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❤1,987
Javier__dylanm A - Selamat 14 bulan sayang 😘

Lihat semua komentar

Faza_010 fucekboy sesungguhnya

Yuda_7 cukup nyimak aja

Dada Ralinne sesak begitu mendapati postingan Javier dengan Anin. Ralinne menunduk dan kembali mengusap perutnya.

"Gapapa, kita kuat kok. Kamu gak salah, aku yang salah."

Bi Ayu menghidangkan kentang goreng di depan Ralinne dan dengan cepat disantap habis oleh Ralinne. Sup Ayam sedang dihangatkan, Ralinne tidak suka makanan dingin sejak mengandung.

"Silakan dimakan Non. Bibi hangatkan dulu ya."

[]

Javier mengantar Anin pulang ke rumah, Pemuda tersebut mengendarai mobil dengan kecepatan lamban. Pagi ini setelah mengurus organisasi Kampus dan memberikan sandi pada Mahasiswa untuk penerimaan Mahasiswa Baru, Javier pulang bersama Anin.

Sedikit paksaan dari kawan-kawannya yang menyuruh Javier pulang bersama Anin, awalnya Javier tidak mau karena ingin menghabiskan waktu bersama Faza.

Tapi bajingan Yuda memaksa.

"Javier, thanks ya. Kamu hati-hati dijalan," ucap Anin setelah turun dari mobil hitam Javier.

Javier membalas dengan anggukan, melihat Anin yang sudah menghilang dari pandangannya, Javier memutuskan untuk menancap gas meninggalkan pekarangan rumah Anin.

Selama empat bulan ini Javier banyak mengalami perubahan pada dirinya, pemuda tersebut sangat sensitif dengan Anin.

Tidak mau berdekatan, apalagi bersentuhan.

Selama empat bulan ini pun Javier tidak melihat tanda-tanda keberadaan Ralinne di kampusnya. Gadis yang tak lain adik kandungnya itu--anak dari Pamannya sangat mengidam-idamkan kampus besar yang menjadi tempat menuntut ilmunya saat ini.

Sudah empat bulan, seharusnya dua bulan yang lalu Ralinne mengikuti tes yang dirancang oleh kampusnya. Javier mendesah pelan.

Tak sadar berada di perempatan, Javier malah berbelok ke kiri menuju Mal. Mungkin melepas penat di Mal akan membuat pikirannya lega.

"Gue mau ke mana coba?"

Javier bingung setengah mati saat memasuki Mal besar tersebut, banyak gadis-gadis menatap Javier kagum. Javier mendengus, gadis-gadis tersebut hanya mengagumi almamater yang masih menempel di tubuhnya.

Pemikiran sialan.

"Kenapa gue tertarik ke Baby Shop? Ngapain coba anjir," gumam Javier. Tas hitamnya ia sampirkan ke bahu sebelah kanan.

Almamater kuning kebanggaannya hampir saja kusut oleh tas hitam sialannya. "Mau cari apa, Mas?" Javier mengangkat kepalanya saat Pelayan di dalam Baby Shop menghampirinya.

Javier tersenyum, "mau cari pakaian bayi, ada kan?"

Pelayan tersebut mengangguk. "Pasti dong! Di sini lengkap, ayo Mas ikuti saya."

Javier mengangguk. Kaki besarnya membawa ia ke sudut ruangan di mana ada sepatu-sepatu lucu terpampang.

Javier mendekat dan memegang salah satunya. Ia tertarik pada sepatu putih dipadu dengan warna merah.

Javier mengambil dan memasukkan ke keranjang yang berada di sebelahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Javier mengambil dan memasukkan ke keranjang yang berada di sebelahnya.

Ia membawa keranjang tersebut ke bagian pakaian, pemuda tersebut meraih kaus hitam batman dan celana jeans.

Setelah selesai, Javier membawanya menuju kasir dan pergi dari sana.

Javier amat sangat menyukai pakaian bayi laki-laki akhir-akhir ini. Apa mungkin bawaan dari bayi yang dikandung Ralinne?

Entahlah. Javier sangat menggemari hobinya saat ini.

"Sampai kapan pun aku gak akan pernah lepasin kalian, kalian terbaik buat aku."

[]

6 Juli

GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang