Gravity - 09

10K 564 6
                                    

Jangan lupa bintang dan komentarnya
Sebanyak-banyaknya.

Aku mau unpublish Gravity
Tapi ditahan sama Readers di Whatsapp😭🙏

[]

JAVIER meletakkan kembali ponselnya di atas meja. Siang menjelang sore ini ia dan Anin menikmati akhir pekan dengan makan bersama.

Sebenarnya Javier tidak bersama Anin saja. Ada Faza, Gio, Arion dan Yuda. Pemuda tersebut mengaku baru selesai mengerjakan tugas di Kampus dan meminta ikut nongkrong bersama dengan Javier.

"Aku pulang duluan aja kali ya? Papa telpon nih."

Javier menoleh ke Anin yang berada di sebelahnya. Anin tampak gelisah karena baru saja mendapatkan pesan dari sang Papa.

"Yaudah, Nin, gapapa kali. Javier, anter Anin!" ucap Faza memerintah. Javier mengangguk pelan dan bangkit dari duduknya.

"Eh, gausah! Aku pulang sendiri aja, nanti kamu kena sama Papa!" Anin menahan lengan Javier. Javier menghembuskan napasnya.

"Yaudah, hati-hati," ujar Javier. Perasaan pemuda tersebut sedang dilanda khawatir yang amat sangat besar, Ralinne sedari tadi memberikan pesan padanya, tetapi tidak ia balas sama sekali.

"Guys, gua balik duluan ya!" Gio berjalan terburu-buru setelah mengecek ponselnya. Ada sedikit rasa curiga pada Gio yang ingin pulang mendadak.

Yuda menahan. "Kok pulang?"

"Iya nih, adek gue minta jalan-jalan. Gue duluan ya?"

Yuda dan Faza mengangguk. Sedangkan Arion dan Javier diam menyimak. Setelah Gio pergi, Yuda menghembuskan napas lelah tanda ada sesuatu yang perlu dibicarakan.

"Gue rasa Anin punya hubungan sama Gio," ucap Yuda membuka pembicaraan. Faza mengangguk dan Javier tampak diam.

Javier tidak memberikan respon apapun pada ucapan Yuda. Ia lebih memilih diam dan menyimak.

"Gue setuju." Faza menimpali.

"Berdasarkan ucapan Yuda, apa lo berdua punya bukti?" tanya Javier.

"Oke, gue punya satu bukti. Gue gak tahu elo bakal percaya atau enggak."

Javier menanggapi ucapan Yuda dengan anggukan singkat.

"Sehabis lo antar Anin dari taman, dia gak pulang--ah, maksud gue pas lo antar Anin, Anin emang ada di depan gerbang rumahnya. Dia pegang pagar, tapi dia gak masuk, kan? Karena apa? Karena Gio sudah nunggu di belakang mobil lo," ujar Yuda panjang lebar. Javier menanggapi dengan senyuman sinis.

"Gue gak percaya, gue bakal percaya kalau gue yang lihat sendiri."

"So? Omongan kalian gak bakal gue dengar sebelum gue tahu sendiri."

Faza mengusap punggung Yuda pelan, Faza mengode agar Yuda tenang dan tidak gegabah. Javier nampak diam dengan tatapan dinginnya.

"Gue balik duluan," ucap Yuda. Pemuda tersebut bangun dan meninggalkan Faza dengan Javier.

"Gue balik juga," lanjut Faza, Faza berjalan melewati Javier dan menepuk bahu Javier pelan.

Javier menanggapi dengan anggukan.

[]

Zara memasak tumis kangkung kesukaan Ralinne. Gadis yang tak lain anaknya itu tiba-tiba meminta dimasakkan tumis kangkung, mau tak mau Zara menurut.

Melepas apron dan menghidangkan di atas meja makan, Zara memanggil Ralinne yang berada di kamarnya.

"Dek, ayo, udah matang nih."

Zara memegang gagang pintu kamar Ralinne dan dapat Zara dengar suara langkah kaki yang mendekat.

"Ayo, Ma."

Ralinne keluar dari kamarnya dengan wajah pucat, Zara terkejut namun anak gadisnya memberikan senyuman manis seolah-olah tahu bahwa dirinya baik-baik saja.

"Ra ... Ka-kamu ke--?"

Ralinne menggeleng pelan sebagai balasan. "Gak apa, udah yuk ma. Alin laper," ucap Ralinne menarik tangan Zara.

Dapat Zara rasakan pula telapak tangan Ralinne yang panas.

"Kamu benaran gak papa?"

"Enggak. Aku cuma kecapekan," jawab Ralinne. Zara mengangguk pelan.

"Yaudah, Mama siapin dulu, Adek makan di tempat biasa kan?" Ralinne mengangguk.

Tempat biasa yang dimaksud Zara adalah di depan televisi, Ralinne biasanya lebih memilih makan di sana ketimbang di meja makan.

Dan Zara pun tidak menaruh rasa curiga sedikit pun.

"Kakak pergi, Ma?"

"Iya. Mau main sama Anin katanya."

Nyus.

Dada Ralinne sesak. Apa Javier masih bisa bersama dengan Anin walau setelah ini tahu apa yang terjadi padanya?

Entahlah. Ralinne ingin memeluk Javier meski sesaat.

"Ma, Kakak pulang."

Ralinne menoleh dan ada Javier yang baru saja masuk ke dalam rumah dengan menenteng kresek putih khas Resto cepat saji.

[]

25 Juni

Maaf gak ngefeel
Jangan lupa Follow instagram aku

Lebeluvland
Javier__dylanm
Patriciaralinne

GravityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang