HAI
JANGAN LUPA BINTANG DAN KOMENTARNYA YA. AGAR DAPAT EFEKTIF DALAM UPDATE, YUK DUKUNG AKU 😊
-o0o-
Bukannya pergi, nyatanya Javier tetap nekat menemani Ralinne di rumah sakit meskipun Diaz menatapnya tajam sedari tadi.
Setelah mendapat penangan dari Dokter, pipi kiri Javier diberi hansaplast yang sebelumnya sudah diberi betadine untuk meredakan rasa sakit akibat bogeman tersebut.
"Pa, ada yang mau Javier bicarakan, boleh?"
Javier semula duduk di depan ruang inap Ralinne, rasa gundah di hatinya tidak bisa dibendung lagi dan memutuskan untuk menghampiri Diaz yang berada di dalam ruang inap Ralinne.
"Pergi. Saya gak butuh kamu," balas Diaz dingin.
Ayah satu anak itu nampak terganggu dengan kehadiran Javier. Jelas! Ia tidak menyukai Javier yang berada di sekitar Ralinne. Itu akan membahayakan putri kandungnya.
"Sebentar aja, Pa, saya mohon."
"Jangan panggil saya Papa, saya bukan Papa kamu lagi. Paham?"
Diam-diam Javier tersenyum masam.
"Mau bicara di mana? Saya gak punya banyak waktu, ayo cepat."
Javier membuntut Diaz, karena kesal, Diaz menghentikan langkahnya. "Yang mau ngobrol tuh saya atau kamu? Cepat jalan duluan!"
"Eh, maaf, Pak."
"Jadi apa yang mau kamu bicarakan? Jangan bertele-tele, putri saya sedang sakit di dalam sana," ucap Diaz saat sampai di kantin rumah sakit, hari ini sudah menunjukkan pukul empat subuh. Sampai saat ini pula Javier belum istirahat.
Diaz pun sama.
"Saya mau bertanggung jawab atas kehamilan Ralinne, yang saya perbuat dulu."
Javier mengatakan kalimat tersebut dengan lantang, dan entah mengapa, Diaz yang mendengar merasa geram dengan kalimat yang dilontarkan Javier padanya.
"Gak perlu, putri saya sudah bahagia dengan kehamilannya sendiri. Kamu gak perlu bergabung ke kebahagiaan putri saya, cukup amati dari jauh saja."
Alis Javier menaut seketika. "Maksud Bapak?"
"Saya tahu, kamu mengamati Ralinne dari jauh selama ini. Diam-diam dari jangkauan Kak Ria, bukan? Saya berharap kamu dapat sadar diri. Keluarga saya dengan keluarga kamu seperti langit dan bumi."
"Tidak akan pernah bersatu sedikit pun, apalagi Kak Ria tidak menyukai Ralinne!"
"Papa tahu?" Javier menelan salivanya diiringi perasaan kecewa.
"Jangan sebut saya Papa lagi! Saya bukan Papa kamu, paham?!"
Javier mengangguk. "Paham,"
"Tapi apa bisa dijelaskan lebih rinci kenapa saya gak bisa menikahi Ralinne?"
"Kamu terlahir dari hubungan gelap Ibu kamu dengan kekasihnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gravity
Genç Kurgu"Kak, aku positif." Sekali pun kamu bertekuk lutut, sampai kapan pun aku akan menolak kehadiranmu. Ralinne benar-benar tidak menyangka bila peristiwa kelam satu malamnya berakhir seperti ini, Ralinne berusaha menguatkan diri dengan berbagai macam ca...