21. Mamah Kangen

3.2K 248 0
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.

Follow IG: syhnbahy__

•••

Viona tersentak kaget saat mendengar seseorang memanggil dirinya.

"Kenapa, hm?" tanya Nic yang berada di samping dirinya.

"Aku dengar ada yang manggil mamah, tapi suaranya mirip sama suaranya Alayya," jawab Viona pelan.

"Mungkin cuman firasat kamu aja, kali," balas Nic santai.

Pria itu kembali menuntun Viona untuk masuk ke dalam restoran, lalu membawanya menuju ke meja yang berada jauh dari Daniel.

Di seberang sana, Al memandang nanar kepada sang mamah. Sudah sedekat ini, tetapi Viona bahkan tak memalingkan wajahnya sedikit pun.

"Pah, Mamah kenapa berubah?" Al bertanya lirih pada Daniel sambil terus memandang Viona yang sedang duduk bersama Nic.

"Mamah nggak berubah, Al. Mamah mungkin nggak lihat ada Al sama Papah di sini," balas Daniel. Pria itu juga memberikan sebuah senyuman tipis di akhir kalimatnya.

"Masa, sih? Kalau gitu, biar Al aja yang ke sana," ucap gadis kecil itu antusias.

"Mmm, habisin dulu makanannya baru ke sana," titah Daniel halus.

Al mengangguk paham, lalu mulai menghabiskan makanan miliknya yang masih tersisa sedikit.

Daniel menatap sang putri lekat. Tak terbayangkan olehnya pertemuan singkat ini. Cepat-cepat Daniel mengalihkan pikirannya dan menghabiskan makanan miliknya sebelum pramusaji membawakan pesanannya yang baru.

"Pah," panggil Al di sela-sela kegiatan makannya.

"Kenapa?" sahut Daniel tanpa melihat ke arah Al.

"Mamah sama siapa, sih? Kok, asyik banget," ujar gadis itu pelan.

Usai berkata demikian, barulah Daniel mendongakkan kepalanya menatap manik mata milik sang buah hati.

"Papah nggak tau," balas Daniel pelan.

Pandangannya kembali turun, menatap makanan miliknya yang masih tersisa. Di hadapannya, Al juga melakukan hal yang hampir sama. Gadis kecil itu terlihat hanya memainkan makanannya dengan garpu yang ia pegang.

Lima menit lamanya keduanya terdiam dan saling memainkan makanan masing-masing. Sampai akhirnya seorang pramusaji membawakan pesanan mereka yang kedua kalinya.

"Wah, pesanan Al akhirnya sampai juga," ucap Daniel girang saat pramusaji itu meletakkan pesanan milik sepasang ayah dan anak itu di atas meja.

"Al nggak mau makan, Pah," jawab Al lesu.

Direktur Duda Tampan [End ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang