27. Sebentar Saja, Al

3.6K 246 3
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.

Follow IG: syhnbahy__

•••

Waktu terus berjalan, Daniel dan Alana masih berada di tempatnya. Keduanya duduk dalam keadaan hening tanpa suara sedikit pun.

"Pak," panggil Alana pelan.

Gadis muda itu tak tahu apa yang harus dirinya perbuat. Manik matanya menatap Daniel lekat, berharap akan ada perubahan ekspresi yang akan Daniel tunjukkan.

Bahkan, jemari lentiknya ia ayunkan untuk menggenggam jemari Daniel yang terletak di meja restoran. Wajah Daniel benar-benar terlihat sendu sekarang.

"Bapak nggak apa-apa?" tanya Alana pelan.

Daniel tak langsung menyahut. Pria itu memutar kepalanya pelan mengarah ke Alana, lalu membalas tatapan Alana.

"Saya egois, Al? Emang iya?" Daniel bertanya dengan tatapannya yang masih terarah ke Alana.

Alana menatap Daniel sendu, kepalanya menggeleng pelan. Gadis itu bahkan mempererat genggaman tangannya.

"Saya tau Bapak pasti punya niat yang baik untuk Alayya. Jangan dulu dipikirin, Pak. Mending kita pulang sekarang," ajak Alana.

Tanpa menunggu balasan dari Daniel, Alana langsung memanggil salah satu pramusaji yang ada di sana. Gadis itu lalu meminta bill pembayaran dan memberikan sejumlah uang kepada pramusaji itu.

Tanpa membalas ajakan Alana, Daniel langsung berdiri dari kursinya. Kaki jenjang milik Daniel perlahan berjalan menuju ke luar restoran, sedangkan Alana mengekor di belakangnya.

"Pak, kalau Bapak lagi nggak mood untuk nyetir, saya bisa telepon sopir," ucap Alana saat keduanya sudah berada di samping mobil.

"Saya nggak apa-apa. Kamu nggak usah khawatir sama saya," balas Daniel tanpa memedulikan Alana yang masih berdiri dengan tatapan ragu.

"Bapak yakin?" tanya Alana pelan.

"Yakin," balas Daniel singkat. "Masuk," titah Daniel sambil membuka pintu mobil.

"Tapi, Pak—"

"Masuk," potong Daniel dengan suara parau.

"Bapak beneran yakin?" tanya Alana lagi.

"Masuk, Al! Kamu nggak denger saya bilang apa?!" bentak Daniel dengan memberikan tatapan nyalang ke arah Alana.

Dengan emosi yang menggebu, Daniel masuk ke dalam mobil dan menutup pintunya dengan kasar. Sementara Alana yang masih berdiri, memilih mengikuti perintah Daniel.

Direktur Duda Tampan [End ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang