S2. 20

2.8K 185 0
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri. Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.

•••

Daniel sedang bersantai di tepi kolam berenang dengan handphone yang berada di tangannya.

Daniel yang tidak memiliki banyak pekerjaan di akhir minggu, memilih untuk bersantai di kediamannya.

Cuaca yang cerah dan angin yang berhembus membuat pria yang sebentar lagi akan memiliki anak kedua itu pun semakin larut dalam kegiatan bersantainya.

Yang dilakukan Daniel dengan handphone miliknya tak berbeda jauh dari hari sebelumnya. Pria itu tengah berselancar di e-commerce, guna mencari perlengkapan sang anak nantinya.

Sejenak, Daniel menghentikan kegiatannya. Kepalanya ia posisikan menghadap ke atas, seolah-olah sedang mengingat kembali nasihat-nasihat yang pernah ia terima mengenai kandungan Alana.

***

"Mengingat kandungan Nyonya Alana yang awalnya sangat beresiko, tidak menutup kemungkinan Nyonya Alana akan mengalami resiko yang sama pada bulan-bulan berikutnya. Sebaiknya, Pak Daniel harus memperketat pengawasan Bapak terhadap Nyonya Alana," pesan dokter kandungan yang biasa Daniel dan Alana datangi.

Dokter yang baru saja selesai melakukan USG terhadap kandungan Alana kemudian menjelaskan apa saja yang perlu Daniel lakukan untuk pengawasan yang ia maksud.

Pola makan yang teratur, tidak boleh berkegiatan berat, pola tidur yang teratur, dan menu makanan sehat yang harus Alana lakukan adalah serangkaian kegiatan yang harus Daniel pastikan terhadap Alana.

Daniel menganggukkan kepalanya sembari mendengar semua yang dokter itu katakan.

Sang dokter lalu menuliskan beberapa resep obat yang harus dikonsumsi Alana guna menunjang kehamilannya.

Usai menuliskan resep obatnya, dokter kemudian menyerahkan resep itu kepada Daniel. Lalu, tanpa menunggu waktu lama, Daniel langsung menebus obat-obat tersebut dan mengajak Alana untuk pulang ke rumah.

Kandungan Alana yang masih beberapa bulan, membuat wanita cantik itu sering kali merasakan ngidam yang luar biasa.

Bahkan, seusai pulang dari rumah sakit, Alana langsung meminta Daniel untuk mengantarnya untuk ke restoran seafood untuk melaksanakan makan siang di sana.

"Nggak! Nggak! Kamu nggak denger apa yang barusan dibilang sama dokter? Kamu itu harus atur pola makan kamu, nggak boleh makan sembarangan, Al. Apalagi makan seafood, gitu. Nggak bagus untuk kesehatan kamu dan calon anak aku nanti. Pokoknya aku nggak ngizinin kamu makan seafood." Daniel dengan tegas menolak permintaan Alana yang menurutnya tak baik untuk kesehatan.

Makanan yang mengandung banyak kalori itu akan secepatnya masuk ke dalam daftar hitam milik Daniel.

"Aduh, Mas. Kan makannya jarang-jarang, nggak setiap hari. Lagian, istrinya lagi ngidam masa nggak dikabulin," rajuk Alana yang duduk di samping kursi kemudi.

"Mau jarang, kek, mau setiap hari, kek. Pokonya Mas nggak ngizinin kamu untuk makan seafood, Al. Kamu itu harus nurut sama omongan suami," tolak Daniel, yang kemudian memfokuskan dirinya untuk menyetir mobilnya.

"Mas ...."

"Nggak!" ucap Daniel mempertegas.

Alana yang tak terima dengan keputusan Daniel memilih untuk merajuk kepada Daniel.

Direktur Duda Tampan [End ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang