10. Jamak Qasar

5.4K 373 7
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri. Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.

Follow IG: syhnbahy__

•••

Lima belas menit menunggu, Alana akhirnya datang kembali menemui Daniel di dalam mobil.

"Lama banget, sih, Al," keluh Daniel.

Alana mengernyit dahinya pertanda bingung. "Nggak nyampe sejam, Bapak bilang lama?"

"Bukan gitu, Arif, Danu, Rizki, mereka salatnya nggak selama kamu, Al. Ngapain aja, sih?" tanya Daniel menahan kesal.

"Ya wajarlah, Pak. Mereka itu salat biasa, tadi itu saya salat jamak qasar. Kalau lebih lama, ya wajarlah," jawab Alana.

Alana kemudian mengambil posisi duduk, lalu mengencangkan seat belt miliknya.

"Jamak? Maksud kamu jemaah? Salat-nya bareng-bareng gitu, 'kan?" tanya Daniel yang semakin penasaran.

"Saya bilang jamak, Pak, bukan jemaah. Kalau gitu, artinya beda lagi, Bapak." Alana menjawab dengan jengah.

"Tapi saya sering dengar Ustaz Maulana ngomong jemaah di acara TV-nya," balas Daniel polos.

"Bapak tau kata jamak, 'kan?" tanya Alana.

"Jamak? Yang artinya lebih dari satu?" Daniel kembali bertanya polos.

"Yap, yang itu. Di salam Islam, ada lagi yang artinya menggabungkan salat. Misal salat magrib yang digabung dengan salat isya. Gitu, Pak," jelas Alana. "Ya udah, jalan, Pak. Nanti kemaleman di sini. Jalan lagi," sambung Alana.

Daniel menurut, mobilnya kemudian ia nyalakan. Tanpa banyak membuang waktu lagi, Daniel langsung saja menjalankan mobilnya.

"Terus jamak qasar itu apa?" Daniel kembali bertanya.

"Kalau jamak qasar itu, penggabungan salat yang empat rakaat menjadi dua rakaat. Kayak saya tadi, salat zuhur dan salat ashar masing-masing saya ambil dua rakaat, terus saya gabungkan," papar Alana.

"Udah Al, udah. Saya nggak ngerti," ucap Daniel menanggapi ucapan Alana.

"Lah, lagian Bapak ngapain nanya yang begituan? Sarap kali si Bapak," omel Alana.

Daniel tak menjawab, dirinya lebih memilih untuk tetap diam dan mengemudikan mobilnya.

•••

Empat jam perjalanan telah berlalu. Kini Daniel dan Alana tiba di Kota Bandung. Hari yang sudah menjelang senja membuat Daniel memutuskan untuk menginap di hotel.

Direktur Duda Tampan [End ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang