36. Desi Dipecat?

3.3K 256 4
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.

Follow IG: syhnbahy__

•••

Ruangan kantor milik Daniel kini terasa sunyi. Tidak seperti setahun yang lalu.

Pergantian tahun rupanya juga membuat penampilan Daniel berubah. Jika dulu wajah Daniel terlihat bersih, kini wajahnya sudah ditumbuhi bulu-bulu halus.

Daniel juga sering terlihat murung saat sedang melakukan pekerjaannya. Sama seperti yang sedang ia lakukan sekarang.

Sambil menatap laptop yang terus menyala, Daniel menopang dagu dengan kedua tangannya.

"Pak," panggil seseorang.

"Ya!" teriak Daniel yang tersentak kaget dari tempatnya.

Buru-buru ia mengusap wajahnya kasar, lalu memfokuskan pandangannya kepada orang yang memanggil dirinya.

"Ada apa, Des?" tanya Daniel pelan.

"Emm ... anu, Pak. Saya cuman mau ngomong, ternyata nomor Alana masih bisa ditelepon," jawab Desi sedikit gugup.

Daniel menarik napas panjang, kemudian menyandarkan punggungnya di kursi. Matanya menatap Desi sendu.

"Soal itu saya sudah tau, Des. Baru kemarin saya nyoba untuk telepon ke nomor dia," ucap Daniel, "kamu emang nggak punya informasi yang lain?"

Sekilas Desi menatap Daniel lesu, lalu menggeleng pasrah. Gadis itu perlahan berbalik, kaki jenjangnya melangkah meninggalkan ruangan milik Daniel.

"Tunggu, Des!" teriak Daniel kencang, hingga membuat Desi menghentikan langkahnya secara mendadak.

Dengan cepat, Daniel berdiri dari tempatnya. Pria itu lalu berjalan ke arah Desi yang masih berdiri mematung.

"Ada yang mau saya tanyakan sama kamu," ucapnya saat sedang berjalan ke arah Desi.

Sementara itu, Desi yang mematung di tempatnya terlihat berkeringat saat Daniel selesai berucap. Tangannya terkepal erat di kedua sisi tubuhnya.

"Mau tanya apa, Pak?" tanya Desi gugup saat Daniel sudah berdiri di hadapannya.

Sejenak Daniel dan Desi berdiri berdiam diri, kemudian tanpa peringatan Daniel mengayunkan mencengkeram kedua bahu milik Desi erat.

"Kamu bener nggak tau apa-apa soal Alana?" tanya Daniel dengan menekankan setiap katanya.

"Ng–nggak tau, P–pak," jawab Desi terbata.

Daniel terdiam sesaat, matanya menatap Desi tajam. Cengkeraman tangannya semakin ia perkuat.

Direktur Duda Tampan [End ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang