Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri. Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.
Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.Follow IG: syhnbahy__
•••
Sebuah mobil sedan berwarna silver melaju dengan pesat membelah jalanan.
Di dalam mobil, ada Daniel seakan tak memedulikan keadaan sekitar. Pandangannya terfokus pada jalanan yang ada di depan, tangannya memegang setir mobil dengan kencang.
Daniel bahkan sempat diklakson beberapa kali ketika berpapasan dengan pengendara lain.
Kecepatan yang di atas rata-rata, bisa saja membuat Daniel mengalami kecelakaan sewaktu-waktu.
'Tenang, Sayang. Aku bakalan sampai sebentar lagi,' kata Daniel di dalam hatinya.
Perjalanan terus berlanjut. Mobil yang ia kendarai melaju semakin cepat.
•••
Lima belas menit berkendara dengan kecepatan penuh, Daniel akhirnya sampai di tempat yang ingin ia tuju.
Sebuah rumah sakit modern yang letaknya berada di pinggir jalan adalah tujuannya.
Rumah Sakit Harapan adalah nama yang tertulis jelas di depan gedung kokoh berwarna putih itu.
Daniel segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam, setelah memarkirkan mobil yang ia bawa.
Langkahnya yang secepat kilat beberapa menimbulkan decitan di lantai rumah sakit. Langkah Daniel baru terhenti ketika melihat meja resepsionis yang berada tak jauh dari lorong masuk.
"Pasien atas nama Alana Caldwell?" Daniel bertanya dengan napas yang terengah-engah.
Suster yang berjaga di meja resepsionis sedikit terkejut ketika mendapat pertanyaan Daniel yang tiba-tiba.
Tanpa basa-basi, si suster lalu mencari nama pasien yang dimaksud Daniel melalui komputer. Gerakan tangannya yang cepat membuat nama Alana dapat ditemukan dalam waktu beberapa detik.
"Lorong melati, nomor 9, Pak," jawab suster itu sopan.
Daniel lalu menganggukan kepalanya cepat, kemudian berlari meninggalkan meja resepsionis begitu saja.
Tujuan pria itu selanjutnya adalah kamar yang ditempati Alana sekarang. Matanya memindai satu per satu papan nama yang ditulis pada lorong-lorong rumah sakit.
Langkah suami dari Alana itu terhenti sejenak ketika mendapati lorong yang ia tuju. Daniel lalu kembali melangkahkan kakinya menelusuri kamar yang ada di sana dengan teliti.
"Sarah! Nia!" Daniel berteriak kencang ketika melihat Sarah dan Nia yang sedang duduk di kursi panjang.
Gegas Daniel mempercepat langkah kakinya menuju ke arah kedua pelayannya tersebut.
"Tuan." Sarah dan Nia bergumam kecil ketika Daniel tiba di hadapan mereka.
"Alana mana?" Daniel yang khawatir mengenai keadaan Alana bertanya spontan kepada Sarah dan Nia.
Tanpa menjawab, Nia menunjuk ruangan yang ada di depan mereka.
Sontak Daniel mengarahkan pandangannya ke tempat yang Nia tunjuk. Di dalam ruangan sana, Daniel bisa melihat Alana yang sedang diperiksa oleh seorang dokter. Dari luar ruangan, Daniel bisa merasakan betapa lemahnya tubuh Alana.
![](https://img.wattpad.com/cover/255168375-288-k782132.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Direktur Duda Tampan [End ✅]
Romance⛔ Follow sebelum membaca ⛔ Ps: untuk membaca season 2, kalian bisa langsung lompat ke bab dengan judul S2 di depannya. ••• 'D' for "Duda" or 'D' for "Daniel"? Pernah lihat duren yang dibekukan? Kalau belum, maka biasakan. Karena sekarang kamu akan t...