Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri. Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.
Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.Follow IG: syhnbahy__
•••
Hari ini suhu udara terasa begitu panas. Matahari seakan sedang bersemangat menyinari permukaan bumi.
Alana yang merasa kepanasan, memilih untuk duduk di taman belakang rumah dengan santai. Jika kalian pikir taman ini akan berukuran kecil, kalian salah besar.
Taman bunga buatan Daniel untuk istrinya ini sangat luas. Letaknya hanya bersebelahan dengan gazebo milik Daniel.
Sengaja memang pria kaya itu membuat taman seluas ini untuk Alana. Wanita sederhana yang mampu memenuhi relung hatinya selama setahun ini.
Mengingat Alana yang mempunyai pekarangan yang indah di kampung halamannya, membuat Daniel berinisiatif untuk membuat taman sendiri di rumah mereka.
Sambil ditemani dengan sebuah buku, Alana menikmati waktu bersantainya dengan nyaman.
Lama berdiam diri di taman, Alana akhirnya menutup buku yang dibacanya. Pandangan matanya kemudian tertuju pada jam tangan yang terlilit pada pergelan tangannya.
"Udah jam segini? Masak makan siang masih sempat nggak, sih?" gumamnya pelan.
Setelahnya, Alana buru-buru bangkit dari duduknya dan segera masuk ke dalam rumah.
Alana langsung saja menuju ke dapur saat berada di dalam rumah. Di sana sudah ada Bik Sum dan beberapa pelayan lain yang sedang menyiapkan makan siang.
Usai meletakkan buku yang ia bawa, Alana lalu membaur bersama para pelayan yang ada.
"Nonya? Ngapin di sini?" tegur salah satu pelayan senior bernama Nia.
Alana yang ditegur secara tiba-tiba sedikit terkejut dan membalikkan badannya dengan spontan.
"Hah?!" kagetnya kencang.
"A–anu, Nyonya ngapain di sini?" tanya Nia dengan suara yang mulai memelan. Gadis ini pasti berpikir jika Alana sedang marah kepadanya karena tak sengaja menegur Alana.
"Oh, itu. Saya mau bantuin kalian masak," jawab Alana dengan senyum yang mengembang sempurna.
Masak? Seorang istri dari keluarga Caldwell akan memasak bersama para pelayan biasa?
Setidaknya itulah yang dipikirkan Nia berserta dua pelayan lainnya. Panggil saja mereka Nia, Sarah, dan Susan.
Nama-nama yang bagus, bukan?
"Nyonya mau masak bareng kita? Nggak salah nyonya?" tanya Susan yang tak percaya.
Alana yang merasakan bahwa ada sesuatu yang tak beres, mengerutkan keningnya heran.
"Loh, memangnya salah, ya?" tanya Alana dengan sikap polosnya.
Ketiga pelayan yang sedang bekerja membantu Bik Sum malah saling berpandangan heran.
"Ya, salah, dong!" jawab ketiganya serempak.
Alana yang tak menyangka akan dijawab seperti itu, menatap ketiga pelayan itu dengan tatapan heran.
Memang salah jika membantu?
Sarah, Nia, dan Susan lalu memandang ke arah Bik Sum yang sedang menyiapkan bumbu dapur dengan santainya tanpa memperhatikan mereka yang sedang berdebat dengan Alana.

KAMU SEDANG MEMBACA
Direktur Duda Tampan [End ✅]
Roman d'amour⛔ Follow sebelum membaca ⛔ Ps: untuk membaca season 2, kalian bisa langsung lompat ke bab dengan judul S2 di depannya. ••• 'D' for "Duda" or 'D' for "Daniel"? Pernah lihat duren yang dibekukan? Kalau belum, maka biasakan. Karena sekarang kamu akan t...