25. Menjauh Dari Daniel dan Alayya

3.9K 270 2
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.

Follow IG: syhnbahy__

•••

Hari hampir mendekati jam makan siang saat Daniel menghampiri Alana yang berada di ruangan miliknya.

"Alana," panggil Daniel pelan.

"Hmm?" sahut gadis itu pelan.

Sejenak Alana mendongakkan kepalanya ke atas setelah menghentikan aktivitasnya sesaat.

"Ya, Pak? Kenapa?" tanya Alana.

"Al, kamu cepet selesaikan pekerjaan kamu. Kita bakalan ada meeting saat istirahat makan siang," balas Daniel.

Alana mengangguk paham, lalu membalas ucapan Daniel sopan.

•••

Hampir lima belas menit lamanya Alana menyelesaikan pekerjaan yang dimilikinya. Gadis itu membereskan barang-barang yang ada di mejanya, dan berdiri lalu berjalan meninggalkan meja kerjanya.

"Pak, meeting siang ini jadi?" Alana bertanya pelan saat berhadapan dengan Daniel yang masih duduk di meja kerja miliknya.

"Jadi, Al. Sebentar, saya siap-siap dulu," ucap Daniel, lalu beranjak dari kursi dan mengambil jas yang berada di gantungan baju.

Alana yang memperhatikan, perlahan berjalan mendekati Daniel dan menyusul pria itu yang sudah berjalan terlebih dahulu.

'Ini orang kalau jalan, panggil kek. Asal main pergi aja,' batin Alana menggerutu.

Langkah kakinya juga ia percepat agar menyesuaikan dengan langkah kaki sang bos. Entah karena langkah Alana yang terlalu pelan, atau memang Daniel yang berjalan terlalu cepat. Namun, tampak sangat jelas bahwa Alana kesusahan mengejar langkah Daniel yang sudah berada jauh di depannya.

"Bapak! Tungguin!" teriak Alana yang sudah tak sanggup mengejar Daniel lagi.

"Kenapa lagi, sih? Kamu tuh kenapa jalannya lelet? Buruan!" titah Daniel dengan sedikit kesal.

"Bapak aja yang jalannya kecepetan," protes Alana yang kemudian menyesuaikan langkahnya bersama Daniel dengan cepat.

Dengan cepat Daniel meraih jemari lentik Alana dan menggemgamnya saat dirinya dan Alana berdiri bersisian. Pria itu bahkan menarik jemari Alana dan menyeretnya menuju lift dengan paksa.

"Awh! Sakit, Pak!" ringis Alana saat cengkraman tangan Daniel semakin kuat menyeret Alana menuju lift.

•••

Direktur Duda Tampan [End ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang