Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri. Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.
Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.Follow IG: syhnbahy__
•••
Hari-hari Alana terasa begitu membosankan semenjak Daniel melarang keras untuk bekerja.
Tidak ada yang bisa ia kerjakan selama di rumah ketika Daniel sedang di kantor. Tidak memasak, tidak menyiram bunga, bahkan Alana juga tidak diizinkan untuk bersih-bersih.
Semua pekerjaan rumah akan benar-benar dilakukan oleh pelayan rumah. Bahkan ketika ingin ke luar rumah, Alana diwajibkan untuk meminta izin pada Daniel.
Yang bisa Alana lakukan adalah berdiam diri di rumah, tanpa melakukan apa pun. Seperti siang ini misalnya.
Alana yang sudah tak punya pekerjaan, memilih untuk duduk bersantai di depan TV. Sambil ditemani dengan Al, Alana menonton acara kesukaannya.
"Mah, kok, Mamah sekarang udah nggak masak lagi?" tanya Al di sela-sela mengemil camilannya.
Alana yang sedang menonton segera memalingkan wajahnya ke arah Al dengan segera.
Sambil tersenyum tipis, Alana menjawab, "Karena Mamah udah nggak dikasih izin sama Papah."
"Kenapa? Padahal, kan masakan Mamah nggak kalah enak dari masakannya Bik Sum," sahut Al. Gadis kecil itu seolah tak terima jika sang mamah berhenti memasakannya sesuatu.
Alana kembali menengok ke arah Al sambil tersenyum tipis. "Karena Mamah lagi ... lagi hamil dede bayinya Al," balas Alana dengan sedikit gugup.
Sontak saja gadis kecil itu meloncat turun dari sofa. Raut wajahnya yang terkejut tampak jelas tergambar. Dengan tangan yang menempel di kedua pipinya, Al membuka mulutnya lebar.
"Apa?! Al bakalan punya dede bayi?!" pekik Al dengan kencang.
Alana yang melihat tingkah anak sambungnya itu terkekeh pelan, lalu menganggukan kepalanya perlahan.
"Terus dede bayinya di mana, Mah?" tanya Al yang tampak tak sabaran.
Tanpa menjawab, Alana menundukkan kepalanya ke bawah. Tangannya lalu terulur untuk mengusap perutnya yang masih rata.
Dalam hitungan detik, raut wajah Al yang tadinya girang kini berubah menjadi murung. Mata gadis kecil itu menatap ke arah perut Alana dengan pandangan tak percaya.
"Dede bayinya kenapa dimakan, Mah? Itu, kan dede bayinya, Al," protesnya pada Alana.
Alana yang tak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu, mendongakkan kepalanya dengan cepat ke arah Al.
Matanya melotot menatap ke arah gadis kecil yang masih memasang wajah syok dengan jelas.
"H–hah? Al, yang namanya hamil, dede bayinya pasti ada di dalam perut, Sayang," balas Alana yang tak ingin salah paham.
"Emang iya?" tanya Al kecil tak percaya.
"Kan prosedurnya emang gitu," bisik Alana pelan.
•••
Sementara Alana bersantai di rumah, Daniel yang berada di kantor sedang sibuk menghadiri acara rapat bersama rekannya.
Pembahasan yang cukup berat membuat Daniel terus memfokuskan pandangan pada papan presentasi yang dipajang di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Direktur Duda Tampan [End ✅]
Romansa⛔ Follow sebelum membaca ⛔ Ps: untuk membaca season 2, kalian bisa langsung lompat ke bab dengan judul S2 di depannya. ••• 'D' for "Duda" or 'D' for "Daniel"? Pernah lihat duren yang dibekukan? Kalau belum, maka biasakan. Karena sekarang kamu akan t...