2. Mulai Bekerja

9.7K 622 22
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.

Follow IG: syhnbahy__

•••

Jam pulang sudah hampir tiba, tetapi Alana masih saja terjebak bersama dengan bos barunya di ruangan rapat. Alana bahkan tidak diizinkan untuk pulang sebelum Daniel. Beberapa kali kakinya ia hentakkan ke lantai sebagai bentuk protes.

"Alana. Kamu ngapain, kek gitu? Malu-maluin aja," bisik Daniel. Walau hanya dengan berbisik, tapi Alana bisa merasakan aura kekejaman milik direktur tampan yang satu ini.

"A–anu, Pak. Kita emang nggak pulang, apa? Udah jam setengah lima, loh, Pak," balas Alana pelan.

"Kamu lupa dengan jabatan kamu di sini? Kamu itu sekretaris saya, bukan pengasuh," bisik Daniel lagi.

"Gini amat jadi sekretaris," lirih Alana.

Alana memilih untuk diam. Tidak ada lagi nada protes yang keluar dari mulutnya, sedang Daniel yang berada di samping hanya memberikan tatapan tajamnya pada Alana.

Selama beberapa jam ke depan, Alana masih saja terjebak bersama Daniel. Si direktur tampan, tetapi kejam yang menjadi bosnya di kantor.

"Terima kasih, kepada rekan-rekan yang sudah hadir. Rapatnya kita akhiri sampai di sini saja," ujar seorang pria paruh baya yang memimpin rapat.

Sedetik setelah penutupan rapat, orang-orang yang hadir mulai membereskan semua berkas-berkas yang mereka bawa tadi.

"Alhamdulillah, selesai juga," lirih Alana pelan.

Alana mulai membereskan semua berkas yang ia bawa bersama Daniel tadi. Semua berkas tadi ia satukan ke dalam map hitam miliknya. Sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 17.36, ini sudah terlambat jauh untuk pulang.

Satu per satu dari mereka keluar dari ruangan rapat yang berada di Perusahaan Caldwell Group. Satu per satu, kecuali Alana yang ditahan oleh Daniel di dalam ruangan.

"Awh, Pak, tangan saya," rintih Alana ketika cengkraman Daniel semakin kuat.

"Kenapa? Mau protes? Siapa yang nyuruh kamu keluar?" Dengan sorot mata tajamnya, Daniel bertanya pada Alana.

"Pak, tapi jam kerja saya sudah selesai, saya bahkan sudah terlambat pulang," ucap Alana yang masih menahan rasa sakit di tangannya.

"Jam kerjamu yang sudah selesai atau kontrak kerja kamu yang akan saya selesaikan? Bersihkan ruangan ini sekarang," titah Daniel.

"Kita kan, punya OB, Pak. Ngapain saya bersih-bersih?"

"Ada nggak ada OB, tetap kamu yang membersihkan ruangan ini," titah Daniel kembali.

Direktur Duda Tampan [End ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang