24. Jangan pegang-pegang

3.4K 250 0
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.

Follow IG: syhnbahy__

•••

Alana kembali melanjutkan kerjanya usai Daniel kembali. Sesekali gadis itu tampak tersenyum saat mengingat apa yang ia katakan pada Daniel.

"Wah, bisa juga nih jadi partner-nya Mario Teguh," gumamnya lalu tersenyum tipis.

Sementara itu, Daniel yang berada di ruangan miliknya bisa merasakan ketenangan di dalam dirinya.

•••

Jam pulang sudah tiba, Alana yang tadinya bekerja, kini tengah membereskan barang-barang yang ada di meja kerja miliknya.

Gadis itu baru berjalan ke luar saat semua barangnya selesai dirapikan. Dirinya langsung berjalan menuju ke lift untuk turun ke lantai dasar.

Alana masuk ke dalam lift saat keadaan lift sudah terisi sebagian. Tanpa pikir panjang, Alana langsung masuk dan berdiri di pojok.

Belum juga pintu lift yang dinaiki Alana tertutup, dari luar lift muncul Daniel dengan membawa tas kerjanya.

Melihat Alana yang berdiri di pojok membuat Daniel segera berjalan menuju ke arah gadis itu.

Alana yang dihampiri Daniel hanya menatap Daniel sekilas, lalu menyapa pria itu sopan.

Paling tidak, di depan karyawan lainya Alana bersikap sedikit lebih dewasa.

Keduanya berdiri bersisian, sampai lift menuju lantai empat dan keluarlah beberapa karyawan dari dalam lift.

Setelah karyawan-karyawan itu keluar, beberapa karyawan lain mulai memasuki lift dan membuat ruangan lift semakin sempit.

Alana bahkan terlihat kesusahan saat menggerakkan kaki jenjang miliknya.

"Kenapa?" tanya Daniel sambil berbisik ke Alana.

"Sempit, Pak," jawab Alana dengan suara yang tak kalah pelan.

"Geseran dikit ke sini, biar nggak sempit-sempit amat," ucap pria itu dengan terus melihat pergerakan Alana.

"Nggak usah, deh, Pak. Di sini aja," tolak Alana halus.

"Yakin?" tanya Daniel sangsi.

"Yakin, Pak," jawab Alana lagi.

Gadis muda itu memilih untuk tetap berdiri pada tempatnya. Namun, bukannya diam dan tenang menikmati perjalanan menuju lantai dasar, Alana malah menggerutu karena ruangan lift yang sempit.

Direktur Duda Tampan [End ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang