35 (Tanpa Sub-Bab)

3.2K 274 8
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri. Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Yang gak tau cara menghargai usaha seseorang dan gak tau tata krama saat bertamu, gak usah baca cerita ini yah. Makasih

Follow IG: syhnbahy__

•••

Satu tahun kemudian.

Setahun berlalu dengan begitu cepat. Di depan sebuah bangunan masjid yang megah, seorang gadis mungil berlarian dengan mukenah yang melekat di badan.

Sesekali gadis mungil itu menengok ke belakang, mencari-cari keberadaan orang yang datang bersamanya ke masjid.

"Bik! Ayo cepat, nanti kita terlambat pulang." Teriakan dari gadis mungil itu mampu membuat orang yang dipanggil berlari tergopoh di belakangnya.

"Sabar, Neng! Papah pasti nungguin kita, kok," balas orang itu lantang.

Langkahnya semakin ia percepat, buru-buru ia meraih lengan milik gadis mungil yang memanggilnya tadi.

"Kita tunggu di gerbang aja, ya," ajaknya pada si mungil.

Tanpa memberontak, gadis kecil itu menuruti ajakan yang diberikan. Bersama-sama gadis itu berjalan ke gerbang sambil bergandengan tangan dengan wanita paruh baya yang berada di sampingnya.

Kini keduanya sedang berada di gerbang masjid. Menunggu sesosok pria yang merupakan papah dari gadis kecil tadi.

Hampir lima menit menunggu, sebuah mobil sedan berwarna hitam berhenti tepat di depan keduanya.

Perlahan wanita paruh baya itu memapah gadis kecil itu masuk ke dalam mobilnya.

•••

"Gimana, Al? Masih mau salat di masjid? Atau mau salat di rumah aja?" tanya sang papah sambil mengemudikan mobil menuju rumah.

"Masih mau, dong. Al suka salat di sana, apalagi ada Bik Sum yang jagain Al," jawab gadis kecil itu bersemangat.

"Masa? Yakin nggak ngerepotin Bik Sum?" tanya sang papah sekali lagi dengan nada bercanda.

"Yakin," jawab gadis kecil yang dipanggil Al itu.

Perjalanan terus berlanjut, sampai pada akhirnya mobil yang mereka tumpangi berhenti di sebuah rumah megah.

Setelah turun dari mobil, ketiganya langsung saja masuk ke dalam rumah. Meninggalkan mobil sedan berwarna hitam tadi terparkir di garasi rumah.

"Daniel!" teriak seorang wanita paruh baya dengan dandanan yang tampak mencolok.

Sebuah tas bermerk LV bertengger manis di tangan wanita itu. Dengan sepatu ber-hak tinggi, dan pakaian yang bermerk wanita itu berdiri tepat di ruang tamu rumah Daniel.

"Omah!" balas Al kecil tak kalah kencang.

Dalam hitungan detik, gadis kecil itu berlari kencang menubruk wanita yang ia panggil omah.

Cepat-cepat sang omah langsung menangkap dan membawanya ke dalam gendongan saat melihat Al kecil yang sedang berlarian ke arahnya.

"Omah kangen banget sama, Al. Al gimana kabarnya?" tanya sang omah ramah.

Sambil melepas rindu yang tak terbendung, wanita paruh baya itu menghujani Al kecil dengan ciuman bertubi-tubi.

"Al juga kangen sama Omah," balas Al manja.

Direktur Duda Tampan [End ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang