18. Nic dan Viona

4K 263 5
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini.
Terima kasih.

Follow IG: syhnbahy__

•••

"Pak, ini paper bag-nya mau ditaruh di mana?" tanya Alana saat memasuki ruang tamu dan mendapati Daniel yang masih duduk di sana.

"Taruh aja di meja, Al," titah Daniel pelan.

Pandangan pria itu masih terfokus ke depan, mencoba mencari solusi akan apa yang sedang terjadi padanya.

Usai meletakkan semua paper bag hasil belanjaanya, Alana berjalan mendekati Daniel.

"Pak, Bapak kenapa?" tanya Alana pelan. Gadis itu takut kalau-kalau sang bos kembali murka.

"Hah? Saya nggak apa-apa, kok. Kamu nggak perlu khawatir sama saya," balas Daniel pelan.

"Dih, yang khawatir sama Bapak siapa?" cibir Alana dengan menyunggingkan bibirnya.

"Kamu bilang apa tadi?" ucap Daniel tiba-tiba.

Bukannya menjawab, Alana hanya menggelengkan kepalanya pertanda tak ingin menjawab pertanyaan bosnya itu.

"Halah," sanggah Daniel kesal. "Bik! Cepet ke sini!" teriak Daniel memanggil Bik Sum.

Semenit kemudian, seorang wanita paruh baya datang dan menghampiri Daniel yang masih setia di posisi duduknya.

"Ada apa, Tuan?" tanya Bik Sum sopan pada majikan tampannya itu.

"Bik, tolong buatin minuman untuk karyawan saya," titah pria itu sopan sambil menunjuk Alana dengan dagunya.

Bik Sum yang mendapat perintah langsung menengok ke arah orang yang Daniel maksud. Bibirnya tersenyum tipis saat bersitatap dengan Alana.

"Loh, si Eneng Gelis ngapain berdiri? Sok, atuh duduk, Neng," tegurnya halus pada Alana. "Si Tuan, ada tamu se-gelis ini kenapa nggak di suruh duduk, sih? Kasihan atuh," gerutu Bik Sum lagi.

Alana yang tak enak hati langsung mengambil tempat di depan Daniel. Wajah Alana seketika menucat saat pria di hadapannya memberikan tatapan tajam pada dirinya.

"Eneng duduk dulu di sini, Bibik mau ke belakang buatin minuman dulu," pamit Bik Sum pada Alana.

Sedetik kemudian, wanita paruh baya itu beranjak meninggalkan Daniel dan Alana yang masih terdiam di tempat mereka.

"Kamu kenapa duduk? Berdiri lagi sana," titah Daniel tanpa berhenti memberikan tatapan tajam pada Alana.

"Lah, tapi tadi saya disuruh duduk sama si Bibik," protes Alana.

Direktur Duda Tampan [End ✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang