⛔ Follow sebelum membaca ⛔
Ps: untuk membaca season 2, kalian bisa langsung lompat ke bab dengan judul S2 di depannya.
•••
'D' for "Duda" or 'D' for "Daniel"?
Pernah lihat duren yang dibekukan? Kalau belum, maka biasakan. Karena sekarang kamu akan t...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri. Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.
Selamat membaca ini dan selamat menikmati cerita ini. Semoga kalian suka dengan cerita ini. Terima kasih.
Follow IG: syhnbahy__
•••
Cuaca hari ini cukup cerah, bahkan tidak terlihat satu pun awan yang menghalangi cahaya matahari. Meski begitu, suasana hati Alana tidak secerah langit di pagi ini.
Alana duduk di depan cermin dengan pandangan sendu. Di kamarnya sekarang banyak sekali ornamen-ornamen yang melekat.
Mulai dari kasur yang dihiasi dengan sprei berwarna putih gading, ornamen bunga yang melekat di dinding, dan yang lainnya membuat suasana kamar terlihat lebih romantis.
Dengan kebaya cantik berwarna putih dan sebuah mahkota siger yang melekat di kepalanya, Alana tampak anggun.
Sebuah tepukan pelan di pundak membuat Alana tersentak dari lamunannya.
"Wah, nggak nyangka kalau anak Ibu yang satu ini bakalan nikah hari ini," ucap Bu Mayang lalu tersenyum manis ke arah Alana.
Tanpa menjawab ucapan sang ibu, Alana tersenyum manis ke arah Bu Mayang. Gadis cantik itu menatap mata wanita paruh baya yang ada di hadapannya, lalu mendekatkan diri dan tenggelam di dalam pelukan Bu Mayang.
Di dalam pelukan sang ibu, Alana terisak pelan. Bu Mayang yang heran, mencoba untuk melerai pelukan Alana dengan perlahan.
"Ada apa?" tanya Bu Mayang dengan memegang kedua bahu Alana.
Alana menggeleng pelan, lalu kembali terisak.
"Nggak ada apa-apa, Bu. Alana cuman sedih karena harus ninggalin Ibu setelah nikah nanti," jawab Alana di sela isakannya.
Bu Mayang yang tadinya datang dengan keadaan gembira, kini terlihat sedih di hadapan Alana.
"Kamu jangan nangis gitu, nanti Ibu juga ikutan sedih liatnya. Nih liat, air mata Ibu sampe jatoh," sahut Bu Mayang dengan menyeka sudut matanya.
Alana yang melihat tingkah sang ibu, menyunggingkan senyum tipis dan memberikan sebuah pelukan erat pada Bu Mayang.
•••
Waktu terus saja berjalan, bahkan ia sama sekali tidak memedulikan siapa saja yang resah karena hal itu.
Kini, Galuh sedang duduk berdampingan di hadapan penghulu. Galuh tampak menawan dengan jas yang berwarna senada dengan kebaya yang dikenakan Alana.
Sebentar lagi akan menjadi momentum yang paling menegangkan bagi pria berdarah sunda tersebut. Karena hari ini, Galuh akan membuat Alana resmi menjadi miliknya.