"Lama tidak bertemu, Jusang Cheonha."
"Abamama!"
"Kau sudah datang."
Mata Wang Lim dan Wang Soo kontan membesar.
Pria berpakaian serba hitam itu mendekati singgasana raja, kemudian memberikan hormat dengan lutut kiri sebagai tumpuan dan lutut kanan di atas. Tangan kiri meletakkan pedang di lantai. Lengan kanannya ditekuk dan diletakkan di atas lutut kanan. Kepalanya menunduk.
"Salam kepada Yang Mulia."
"Geurae, angkatlah kepalamu. Sudah lama tidak bertemu." Wang Hwi membalas sapaan tersebut seolah baru dipertemukan kembali dengan kawan lama.
Dalam posisi menggelepar mereka, Wang Soo dan Wang Lim bertukar pandang.
"Ye, Cheonha. Sudah hampir 15 tahun lebih," jawab si pria sambil mendongakkan kepala.
"Bagaimana kabarmu selama ini?" Wang Hwi mengembangkan senyum lebarnya.
"Baik, Cheonha. Hamba langsung datang ke Kaesong setelah membaca surat dari Yang Mulia." Pria itu meraih pedangnya lagi dengan tangan kiri lalu bangkit berdiri.
Seseorang, tolong jelaskan situasi macam apa ini?
"Abamama, apa maksud dari semua ini?"
Syukurlah Wang Lim menyuarakan pertanyaan itu, jadi Wang Soo tak perlu repot bertanya.
"Oh..." Usai mendengar pertanyaan itu, barulah Wang Hwi menoleh ke arah Wang Lim dan Wang Soo yang masih terkapar di lantai seperti ikan asin. Jika Wang Lim tidak bersuara, raja bahkan lupa dua anaknya masih berada di sana dalam situasi yang tidak mengenakkan. "Lim, Soo, kenalkan. Pria ini adalah orang yang menjadi guruku dulu ketika aku masih seorang putra mahkota. Jun Taewook."
"..."
Krik...krik...krik...
Hanya suara jangkrik malam yang terdengar setelah sang raja memberi tahu identitas si pendekar misterius yang jago totok itu.
Ya ampun, kenapa tidak bilang dari tadi?! Ingin emosi, tapi itu raja. Mau marah, tapi yang melakukan sang ayah. Akhirnya mereka senyumin aja.
"Mungkin aku akan mengatakan senang bertemu denganmu jika kondisiku tidak sedang seperti ini, Seonsaengnim," ucap Myungsoo sekaligus kode agar bisa segera dilepaskan dari apa pun itu yang dilakukan si guru hingga membuatnya lumpuh. Ini hanya sementara, kan??
Taewook membalikkan badannya lalu menundukkan kepala untuk menyapa Wang Lim dan Wang Soo, mengabaikan sarkasme si pangeran kedua. "Salam kepada Wangja-nim."
"Bersabarlah 10 menit lagi. Kalian akan bisa bergerak bebas setelahnya," tukas Wang Hwi lalu melanjutkan perbincangan dan temu kangennya dengan sang guru—benar-benar melupakan kedua putranya yang sedang meratapi nasib di lantai kayu.
Wang Lim dan Wang Soo memandang satu sama lain dengan sorot nelangsa. Kena lagi, kena lagi. Seakan penculikan waktu itu belum cukup, sekarang raja bahkan menipu seluruh istana untuk bertemu dengan mantan gurunya? Mereka sama sekali tidak memahami jalan pikiran sang ayah.
"Jadi, bagaimana menurutmu?" tanya Wang Hwi ingin mendengar pendapat sang guru, tujuan utama memanggilnya ke mari malam ini.
"Penjagaan di gerbang barat lebih longgar ketimbang gerbang lainnya. Pergantian sif jaga di atas pukul 10 malam mengambil waktu terlalu lama. Waktu selama itu bisa dimanfaatkan orang untuk menyelinap. Lonceng darurat seharusnya diletakkan di dekat tiap pos jaga. Terlalu jauh jaraknya jika prajurit harus berlari ke gerbang selatan untuk memperingatkan istana ada bahaya."
YOU ARE READING
I Love You For A Thousand Years
Fanfic"I have loved you since a thousand years ago. I love you for a thousand years. And I will always love you for a thousand more." "You of all people must have known that I always get what I want. No matter if it takes a thousand days or a thousand yea...