"Bagaimana?" tanya Inye menatap sang pengawal kepercayaannya melalui pantulan cermin di hadapannya.
Pengawal dengan ikat kepala merah itu menganggukkan kepala sebelum menyampaikan laporannya. "Mereka sedang bersiap, Yang Mulia. Pangeran Wang Lim sudah menunggu gadis itu di depan Paviliun Wol, Pangeran Wang Soo baru saja berangkat dari kediamannya, dan Putri Injung masih bersiap-siap di kamarnya."
Inye mengangkat kedua alisnya. "Yongsan?"
Ia memegang gelungan rambutnya yang telah selesai ditata oleh para dayangnya. Kemudian, tangan kirinya diayunkan ringan sebagai isyarat untuk seorang dayang membawakan nampan berisi perhiasan rambutnya. Dengan patuh, dayang itu berjalan maju dengan kepala tertunduk.
"Silakan, Yang Mulia." Sang dayang menyodorkan nampan itu ke depan.
"Yongsan Daegam sudah tiba di istana dan sedang dalam perjalanan menuju kediaman raja, Mama," jawab si pengawal.
Inye mengangkat salah satu sudut bibirnya ke atas. "Tentu saja, dia harus sudah tiba di sana sebelum keluarga kerajaan masuk." Tangan kanan Inye menunjuk empat buah perhiasan yang sekiranya sesuai dengan pakaiannya hari ini.
Seorang dayang yang lain mengambil empat tusuk konde pilihan sang ratu kemudian menusukkannya dengan lembut di atas gelungan rambut yang tampak berat itu.
"Apa yang akan Mama lakukan terhadap gadis itu? Bagaimana jika dia membuka mulut?" tanya sang pengawal.
Inye mengangkat satu alisnya dan memandang pantulan wajahnya di cermin dengan ekspresi kaku. "Setelah mengetahui posisiku, apa kau pikir dia masih berani membuka mulut lancangnya itu?"
"Tentu saja tidak, Wangbi Mama."
Inye mengembuskan napasnya dengan kasar. "Jika saja Soo tidak menerobos masuk semalam. Kita pasti bisa mendapatkan lebih banyak informasi dari gadis itu."
"Apakah gadis itu akan melakukan apa yang Mama perintahkan semalam?" ujar si pengawal.
Inye mendengus. "Dia bersikeras tidak akan mengkhianati para pangeran. Mari kita lihat apa yang keluar dari mulutnya nanti saat sudah berhadapan dengan Jusang Cheonha."
"Bagaimana jika dia melakukan yang sebaliknya?"
Inye tersenyum sinis kepada pengawalnya melalui cermin. "Tentu saja kita harus menyingkirkan gadis itu segera setelah ia mengungkapkan kesaksiannya, bukan?"
"Ye, Wangbi Mama," jawab sang pengawal sambil mengangguk. "Bagaimana pun juga, semalam Mama hanya mengetes kesetiannya. Jika gadis itu mengatakan sesuatu yang merugikan Pangeran Wang Lim dan Putri Injung di hadapan raja, hamba akan langsung membereskannya."
Inye mengangguk setuju lalu berdiri untuk mengecek penampilannya secara keseluruhan di hadapan cermin yang diboyongnya dari Yuan tersebut. Para dayangnya mundur secara otomatis untuk memberikan ruang lebih bagi sang ratu.
Jiyeon bukanlah orang pertama yang diperlakukan seperti itu. Inye memang selalu melakukan hal tersebut demi menjaga keselamatan anak-anaknya. Bagaimana pun juga, ia seorang ibu yang akan selalu mengharapkan hal terbaik untuk putra-putrinya. Inye membawa Jiyeon ke kediamannya semalam untuk mengetes apakah gadis itu akan mengkhianati para pangeran jika ditawari harta melimpah atau ketika nyawanya terancam. Tentu saja Inye tidak berniat membunuhnya. Gadis itu masih dibutuhkan untuk memberi kesaksian di hadapan raja, bukan?
YOU ARE READING
I Love You For A Thousand Years
Fanfiction"I have loved you since a thousand years ago. I love you for a thousand years. And I will always love you for a thousand more." "You of all people must have known that I always get what I want. No matter if it takes a thousand days or a thousand yea...