Kedua tangan Wang Hwi bergetar saking emosinya begitu ia membaca isi gulungan permohonan yang berada di puncak.
Dari tempatnya berdiri, beberapa meter di depan singgasana raja, Perdana Menteri Gyun mengangkat salah satu sudut bibirnya dengan kepala tertunduk.
Wang Hwi menjatuhkan gulungan tersebut ke atas meja dan mengepalkan kedua tangannya. Kasim setianya menduga bahwa isi gulungan itu pastilah menyangkut keluarga kerajaan jika sang raja sampai bereaksi seperti ini.
"Cheonha?" panggil Gyun karena sang raja tak kunjung mengeluarkan sepatah kata pun sejak gulungan itu dibuka.
"Siapa... Siapa yang begitu lancang menulis ini dan membawanya ke hadapanku?!" teriak Wang Hwi.
Gyun langsung bersimpuh di atas lututnya kemudian bersujud. "Mohon ampuni kelancangan hambamu ini, Yang Mulia. Hamba hanya menyampaikan apa yang sudah dibahas oleh para menteri. Kami semua setuju bahwa Tuan Putri Injung harus segera menikah."
"Pernikahan setiap anggota keluarga kerajaan adalah wewenangku. Aku yang memutuskan kapan putriku akan menikah," kata Munjong dengan nada tegas.
"Tentu saja, Yang Mulia," jawab Gyun.
Sang kasim menatap perdana menteri dari posisi berdirinya di samping kiri singgasana. Song Gyun Ho tidak pernah melakukan sesuatu tanpa rencana di baliknya. Apa yang ia coba dapatkan dengan menyarankan pernikahan Putri Injung direncanakan secepatnya?
Wang Hwi tidak bodoh. Ia sadar betul maksud tersembunyi dari gulungan itu. Ada pihak yang ingin mengusir Injung dari istana. Bukan permohonan untuk menikahkan Injung-lah yang menyulut amarahnya melainkan rencana busuk di balik gulungan tersebut. Sebenarnya, kesalahan apa yang dibuat Injung hingga ada pihak yang ingin menyingkirkannya? Selama ini, putrinya selalu berperangai baik dan tidak melanggar peraturan, mengapa ada pihak yang menganggapnya sebagai sebuah ancaman?
"Meskipun begitu, Yang Mulia Putri Injung sudah mulai beranjak dewasa. Jika Cheonha menunda lebih lama lagi, Tuan Putri akan melewati usia pernikahannya," jelas Gyun menggunakan alasan yang paling rasional.
Memang benar, ketiga anak Munjong sudah berada pada usia yang wajah untuk menikah. Namun, raja pernah mengatakan bahwa baik Wang Lim maupun Wang Soo tidak akan dinikahkan sampai posisi putra mahkota terisi, sedangkan mengenai pernikahan Injung, Wang Hwi belum pernah mengeluarkan keputusan resminya.
"Aku akan mengurusnya," tukas Munjong dingin.
Gyun bangkit dari posisi sujudnya dan berdiri. "Bagaimana jika Injung Gongju dinikahkan dengan salah satu pangeran atau bahkan putra mahkota dari kerajaan..."
BRAK!
Belum sempat Gyun menyelesaikan kalimatnya, Munjong menggebrak meja untuk memotong.
Para kasim dan dayang di ruang singgasana itu langsung bersujud dan memohon agar raja meredakan amarahnya.
"Mohon ampun, Yang Mulia. Hamba hanya berpikir bahwa pernikahan politis dalam waktu dekat ini akan sangat menguntungkan dan menguatkan kerajaan kita. Terutama karena kita tidak jadi mengirimkan salah satu pangeran ke kekaisaran Yuan."
"Tutup mulutmu! Kau pikir kau lebih paham mengenai kondisi kerajaanku daripada diriku?!" bentak Munjong lalu melempar gulungan itu ke arah Gyun.
Sang perdana menteri menundukkan kepalanya. "Tapi, Yang Mulia..."
"Dalam waktu dekat ini, aku tidak ada waktu untuk mengatur pernikahan Putri Injung. Aku akan sibuk dengan pemilihan putra mahkota. Putri Injung tidak akan menikah sampai aku meresmikan siapa yang menjadi putra mahkota," kata Munjong yang akhirnya mengambil keputusan. Ia lebih memilih meladeni permohonan para menteri untuk menunjuk putra mahkota daripada harus segera mengirim putrinya keluar dari istana.
YOU ARE READING
I Love You For A Thousand Years
أدب الهواة"I have loved you since a thousand years ago. I love you for a thousand years. And I will always love you for a thousand more." "You of all people must have known that I always get what I want. No matter if it takes a thousand days or a thousand yea...