2🌻Kakak Ipar

1.8K 120 2
                                    

Siang ini setelah mendapat kabar bahwa Kak Irene harus dibawa ke rumah sakit karena pendarahan, akupun berlari sekuat tenaga menelusuri lorong kampus.

Air mata sudah tak terbendung lagi, hatiku sesak karena mengingat tadi pagi aku dan Kak Irene masih sempat bercanda riang, tapi sekarang harus menerima kenyataan Kak Irene sedang berjuang melawan maut bersama calon bayinya.

Sambil mengusap air mata yang tak kunjung terhenti, akhirnya aku sampai tepat di depan ruang operasi.

Mama, Papa dan juga Jordy sudah berada disana. Aku terus memeluk Mama yang sedari tadi menangis menunggu anak sulungnya keluar dengan keadaan Selamat.

Lampu berwarna merah yang berada tepat diatas pintu kembali mati, menandakan operasi telah selesai dilakukan.

Kami diizinkan saling bergantian satu persatu membesuk Kak Irene yang masih setengah sadar setelah melakukan operasi caesar.
Meski operasinya berjalan lancar, bayi Kak Irene tak bisa diselamatkan.

Kini giliranku memasuki ruang rawat Kak Irene.

Setelah berbincang beberapa menit aku keluar dengan air mata yang kembali jatuh, bahkan kini lebih deras.

Seperti tersambar petir disiang hari. Sebelum Kak Irene pergi, dia memberikan pesan terakhir yang menurutku tidak masuk akal untuk dilakukan.

"Sha, setelah kakak nggak ada kamu nikah sama Jordy ya. Kakak bersumpah dia pria baik-baik. Kakak mau kamu hidup bahagia bersama dia, kakak yakin kalian pasti cocok. Kamu nggak akan menyesal Sha."

Saat itu Kak Irene menggenggam tanganku, lalu mengangguk pelan meminta persetujuanku.
Belum sempat aku menjawab, Kak Irene tersenyum lalu menutup mata untuk selama lamanya.

Bukan hanya denganku. Ternyata pesan terakhir itu ia sampaikan juga kepada Mama, Papa juga Jordy suaminya.

Akhirnya aku hanya bisa terdiam menerima kenyataan pahit yang bertubi-tubi hari ini.






🌻🌻🌻

Pemakaman Kak Irene berjalan lancar. Aku masih mematung bersimpuh dihadapan batu nisannya.

Bagaimana bisa kakak memberikan aku warisan sebuah permintaan yang tak masuk akal. Asha mohon kak tarik kembali perkataan kakak.

Tangan kananku terus mengusap gundukan tanah merah yang sudah dipenuhi taburan bunga, air mataku terus mengalir. Hari ini aku kehilangan kakak sekaligus calon keponakanku. Bahkan sepertinya aku juga akan kehilangan seseorang lagi yaitu kekasihku.

"Sha, ayo kita pulang," ajak Jordy yang masih setia menemaniku di pemakaman. Sejak tadi Jordy terus mengusap bahuku untuk memberikan ketenangan.

Tak lama akupun menurutinya lalu bangkit dari posisi berlututku.

Kami berjalan memasuki mobil Jordy sedangkan Mama dan Papa sudah lebih dulu pulang.

"Mau makan diluar atau pulang aja Sha?" tanya Jordy sebelum menyalakan mesin mobilnya.

"Pulang aja," jawabku ketus.
Kedua mataku masih sembab dan sekarang rasanya sangat canggung jika berada di dekat Jordy.

Selama kami menjadi keluarga aku dan Jordy tidak begitu dekat.
Jujur awalnya aku sangat membencinya karena dia yang membuat Kak Irene hamil hingga akhirnya mereka harus menikah. Namun, karena sikap nya yang sangat baik terhadap Kak Irene, perlahan aku bisa memaafkannya.

Aku tak mengenal seorang Jordy Samuel dengan baik.
Kak Irene sangat tertutup tentang kisah cintanya. Kak Irene pernah berpacaran dengan pria bernama Sandy, tapi entah kenapa Jordy yang tiba-tiba datang untuk menikahinya.

Jordy bekerja sebagai Dosen di Kampusku. Tak jarang teman-temanku sering meledekku dengan kata-kata Pintar jalur Kakak Ipar.
Jika nanti aku dengannya menikah mungkin mereka akan merubah kata-kata ledekannya menjadi Berprestasi jalur Suami.

"Aishhhh nggak nggak nggak."
Tak sengaja khayalan dan ocehan kecilku mendapat perhatian dari Jordy yang sedang fokus mengendarai mobil.

"Kamu kenapa Sha, sakit? Mau ke dokter?"
tanyanya dengan nada khawatir.

"Nggak apa-apa, udah cepetan tancep gasnya aku capek pengen cepet-cepet sampe kamar."

"Siap Nyonya," kekehnya.

"Nyonya? Aku masih Nona ya!"

Jordy hanya tersenyum tipis dan menghardikan bahunya setelah mendengar bantahanku tadi.

Tak ada sedikitpun rasa suka apalagi cinta dariku untuk Jordy, tapi kami harus menikah. Dunia tidak adil!

.
.
.
.
.
Bersambung

Tawanan Cinta Kakak Ipar | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang