Aku berjalan menelusuri lorong kampus sambil merenung apa pernikahanku dengan Jordy akan bertahan lama?
Semenjak pertengkaran di pantai, aku mengacuhkan Jordy. Hari ini aku memutuskan untuk pergi ke kampus sendiri, moodku sedang tidak baik jika bersama Jordy.
Lagipula kami sudah sepakat untuk bersikap biasa saja saat di Kampus dan cukup teman-teman yang di undang saja yang tahu kalau aku dan Jordy sudah menikah.
🌻🌻🌻
"Rooftop yuk," ajakku kepada Jevano, Marvel dan Giselle.
Seperti biasa selesai makan siang di kantin tempat favorit kami selanjutnya adalah rooftop.
Tak lupa dua kantong plastik camilan sudah terpajang manis diatas meja.
Giselle masih asik dengan kameranya, Jevano dengan gitarnya dan Marvel dengan ekspresi ngantuknya karena kekenyangan.
"Gimana cutinya asik?" tanya Giselle membuka percakapan diantara kami.
"Ah kesel gue."
"Emang lo nggak ehem-ehem Sha?" bisik Marvel.
"Nggak, gue belom siap," jawabku dengan mantap.
"HAH?" Marvel dan Giselle berteriak kompak.
"Heh berisik banget si!" dengusku lagi.
"Emang Pak Jordy nggak minta Sha?" tanya Jevano.
"Minta si, tapi gue belom siap. Gue lihat dia masih suka ketemu temen ceweknya. Gue cuma mau ngelakuin itu kalau kita udah saling mencintai."
"Trus kemaren cuti lo nggak bulan madu sama sekali?" Giselle menunjukan ekspresi heran.
"Kemarin sempet ke pantai, tapi mood gue jadi ancur gara-gara sebelumnya lihat dia di apartmen cewek lain."
"Jadi cewek yang gue lihat waktu itu mantannya Pak Jordy. Sorry Sha gue jadi ngancurin hari liburan lo." Giselle merasa bersalah.
"Bukan mantan pacar, katanya mantan crush gitu."
"Tetep aja salah anjir, tau gitu gue jambak ya mereka."
Aku tertawa geli. "Nggak usah, biarin aja Selle. Gue juga belum sepenuhnya cinta dia. Susah menemukan kesamaan. Sekarang gue udah putus dari Dion, dianya malah berulah."
"Siapa tahu ada urusan penting Sha, jangan berpikiran buruk dulu." Marvel mencoba menenangkanku.
"Ya semoga aja."
"Gue doain yang terbaik aja Sha buat lo, sekarang balik yuk ke kelas bentar lagi pelajaran Manajemen pemasaran," kata Jevano seraya merangkul bahuku.
"Kalian duluan gih, gue mau disini aja."
"Nggak ikut pelajaran Dosen baru nih?" rayu Giselle.
"Nggak, ntar aja kapan-kapan." Untuk saat ini aku ingin menenangkan diri dulu, soal nilai bisa nanti-nanti. Percuma masuk kelaspun jika minat belajarku sedang buruk.
Jevano, Giselle dan Marvel pun kembali ke kelas.
🌻🌻🌻
Satu jam lebih aku hanya terdiam, sambil memandangi suasana sekitar kampus dari rooftop dan menikmati setiap embusan angin yang menerpa tubuhku.
Rasanya otakku sejuk menikmati angin sepoy-sepoy dari atas sini.Tiba-tiba saja ada yang berdiri disampingku. Namun, aku tak berniat menoleh ke arahnya. Paling mahasiswa yang sama-sama membolos.
"Disini panas, kalau nggak sambil minum ntar dehidrasi," ucapnya sambil meletakan satu kaleng minuman di dekatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tawanan Cinta Kakak Ipar | (TAMAT)
Fiksi PenggemarKisah tentang seorang mahasiswi bernama Narasha Kinar yang harus menikah dengan Kakak ipar sekaligus Dosennya yaitu Jordy Samuel. Pernikahan ini demi mewujudkan permintaan terakhir dari sang kakak (Irene) yang telah pergi untuk selama-lamanya. Asha...