20🌻Acuh

747 67 3
                                    

"Laper," rengekku karena melihat di meja makan tak ada makanan apa-apa. Aku kesal aku marah, tapi jika bukan dengan Jordy lantas aku harus merengek pada siapa?

"Masak sendiri." Jordy menjawab dengan ketus saat keluar dari kamarnya. Ia sudah siap untuk pergi, tapi tidak mengajakku untuk ke kampus bersama seperti biasanya.

Sepulang dari menjenguk Dion kemarin, Jordy mengacuhkanku bahkan kini wajahnya terlihat lebih tegas dari biasanya.

"Pak, bisa kita bicarain lagi semuanya? Mama kemarin kirim foto gaun pengantin dan tanggal pernikahan kita jadi dipercepat. Aku harus gimana?"

Jordy menyampirkan tasnya di bahu. "Silahkan bahas itu sama orang tua kamu. Kalau kamu mau kita nikah, saya juga mau, tapi kalau mau batal saya nggak akan keberatan."

"Pak." Aku menahan pergelangan tangan Jordy.
"Tolong pahami posisi aku juga. Aku bingung gimana cara putusin Dion."

"Kamu sudah dewasa, pikir sendiri gimana baiknya. Saya sudah bilang kalau kamu nggak mau lanjutin perjodohan ini saya nggak akan maksa kamu lagi. Saya cuma punya rasa sayang dan cinta untuk kamu Sha, tapi semua bisa aja berubah kalau kamunya nggak mau nerima apa yang saya perjuangin. Maaf kalau saya sudah salah karena mencintai kamu. Sekarang keputusan ada di tangan kamu, saya nggak mau membuat gadis yang sayangi jadi tersiksa dan terpaksa hidup bersama saya."

Jordy pergi tanpa menghiraukan ku, bahkan ia tidak mau mendengar apa yang akan aku katakan lagi.









🌻🌻🌻

Saat memasuki area kampus tempat yang pertama kali ku datangi adalah Rooftop.

Rooftop tempat ternyaman untuk merenung di kampus. Selain luas dan banyak tanaman tertata rapih dalam pot, disini juga anginnya cukup sejuk.

"Lo bisa nggak sih sehari nggak bengong Sha," ucap Marvel yang baru saja datang. Giselle dan Jevano berada di belakangnya.

Aku menoleh ke arahnya lalu kembali menatap halaman kampus dibawah sana.
"Lagi kesel sama Pak Jordy."

"Sejak kapan lo nggak kesel sama dia?Lo kan emang kesel mulu sama Pak Jordy," sahut Giselle.

"Mama Papa mau kami nikah minggu depan."

"HAAAHHH??"
Marvel dan Giselle kompak terkejut mendengar ucapanku.

"Jalanin apa kata hati lo aja Sha," ucap Jevano dengan santai sambil mengunyah keripiknya.

Aku terdiam merenungi ucapan Jevano dan hati ini tetap memihak pada Dion. Aku bingung harus dari mana awalnya jika ingin mencintai Jordy.

"Kalau lo bingung ya udah sama gue aja," kekeh Jevano.

Giselle memukul lengan Jevano sampai si pemilik tahi lalat di dekat matanya itu meringis.

"Sembarangan aja lo kalau ngomong Jev, urus sana tunangan lo yang ngeghosting!" Wajah Jevano seketika berubah datar sedangkan Giselle hanya terkekeh pelan sambil mengacungkan dua jari tanda peace.

Tidak akan ada yang bisa menolak pesona seorang Jevano, tapi aku hanya menganggapnya sebagai sahabat tidak lebih. Apalagi dia masih terlihat belum bisa move on dari tunangannya yang pergi begitu saja, bukan tanpa alasan. Tunangannya itu pergi karena Jevano dituduh selingkuh.

"Kok bisa si Sha orang tua lo ngejodohin sama Pak Jordy?" tanya Marvel sambil menyeruput jus semangkanya.

"Nggak tau Marv, orang tua gue kayak udah kenal banget sama Jordy, Kak Irene juga," jawabku dengan lesu.

"Udah yuk kita ke kelas sekarang. Biar lo nggak kebanyakan bengong disini," ajak Giselle.

Kami berempat akhirnya meninggalkan Rooftop.

"Dosen Manajemen resiko mau pensiun," ucap Jevano.

"Berarti nanti ada yang gantiin dong?" tanya Giselle.

"Iya pasti ada nggak mungkin kosong," jawab Marvel.

Aku hanya menyimak percakapan mereka bertiga sampai kelas, mood ku sedang buruk tidak ingin membahas soal kampus. Yang ada di pikiranku adalah hari pernikahanku dengan Jordy nanti akan seperti apa.












🌻🌻🌻

Jordy masih mengacuhkanku bahkan saat mengajar di kelasku ia terus mengalihkan pandangannya.

Giselle yang sejak tadi memperhatikanku dengan heran akhirnya angkat bicara.
"Sha fokus," bisik Giselle.

"Gue lagi nggk bisa fokus Selle," lirihku sambil menatap punggung lebar Jordy di depan sama.

Ada apa sebenarnya dibalik perjodohanku dengan Jordy? Kenapa hanya aku yang tidak begitu mengenalnya dengan baik, sedangkan kedua orang tuaku dan kakaku seperti sudah mengenalnya sejak lama. Jordy juga mengatakan mencintaiku jauh sebelum aku mengenal Dion, sejak kapan? Apa alasannya?









🌻🌻🌻

Sampai tibanya jam pulang kuliah aku tak menemukan Jordy dimanapun. Ruangannya sudah kosong, mobilnyapun sudah tidak ada di halaman parkir.

Kampusku ini sangat luas, setiap Dosen memiliki ruang kerja masing-masing kecuali jika ada hal penting yang akan dibahas, seluruh Dosen harus berkumpul di satu ruangan.

Karena sore ini aku tak bertemu Jordy, akhirnya aku memutuskan untuk pulang naik taxi.

Semarah itukah Jordy denganku? sampai meninggalkanku dan tak memberi kabar.
Lantas kenapa harus aku, kenapa tidak mencari wanita lain yang masih sendiri?

Pikiran-pikiran kalut itu terus menemani sepanjang perjalanan pulangku.

Beberapa kali ku coba menghubungi Jordy, tapi ponselnya tidak aktif.








🌻🌻🌻

Sampai dirumah hatiku semakin gelisah, sudah tengah malam Jordy belum juga pulang.

"Kemana sih ni orang, ck!"

Kesal menunggu Jordy yang tak kunjung pulang akhirnya aku bergegas menuju kamarku di lantai dua.

Ku tatap langit yang begitu indah di hiasi bintang-bintang. Tak terasa air mataku menetes memikirkan suatu hal yaitu mungkin satu-satunya cara agar Dion tidak terluka, harus Dion yang lebih dulu memutuskan hubungan kami. Aku tak akan sanggup melakukannya dan Dion pasti akan sangat sakit mendengarnya.

Air mataku terus mengalir tanpa henti mengingat dalam hitungan hari aku akan menjadi istri dari seorang Jordy Samuel, Dosen sekaligus mantan kakak iparku.

Apa aku harus mencoba mencintaimu Jo?
Karena percuma sekuat apapun aku menolak, kita akan tetap menikah.

Ponselku bergetar. Akhirnya ada chat masuk dari Jordy.

Jordy
Saya nggak pulang

Asha
Aku tunggu sampai kamu pulang

Jordy
Nggak usah
Saya lelah berdebat
Saya pulang kalau kamu sudah punya keputusan

Asha
Pak kita selesaikan ini bersama

Jordy
Saya sudah bilang ke orang tua kamu untuk membatalkan semuanya
Jangan cari saya sebelum kamu bahas juga dengan mereka

Asha
Ajarin aku jatuh cinta sama kamu Jo

Jordy
Telat
Saya butuh waktu untuk menerima cinta kamu
Karena sebelumnya saya sudah terlalu sakit
Jaga diri kamu dan jangan telat makan

Asha
I hate you!

Jordy
Iya

.
.
.
.
.
Bersambung


Fyi cerita tentang Jevano dan tunangannya ada di book yang lain ya ;)

Tawanan Cinta Kakak Ipar | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang