29🌻Posesif

902 62 2
                                    

Jordy itu sulit ku kendalikan, sudah ku bilang jangan mencariku, tapi pagi ini dia malah datang ke rumah Mama Papa. Kami terpaksa sarapan bersama.

Mama Papa tidak tahu kami sedang ada masalah, karena kami berhasil menutupinya dengan kemesraan di hadapan mereka.

"Mama kaget waktu Asha datang, kirain kalian marahan," ucap Mama setelah selesai makan.

"Nggak Mah, masa pengantin baru marahan. Ya kan Kak Jo?" Ku berikan kedipan genit ke arah Jordy. Jordy sedikit terkejut.
"Asha ajak Kak Jordy ke kamar dulu ya Mah, Pah ada yang mau kami bahas soal kuliah."

"Iya sana sayang."

Sampai di kamar, wajahku kembali menunjukan amarah. Ku tatap Jordy dengan bengis saat ia menutup pintu kamar.

"Gue bilang kan jangan kesini, kenapa kesini?" Emosiku mulai membuncah. "Bisa nggak si lo nurut dan hargai gue!"

"Duduk dulu Sha." Jordy menuntunku ke arah tepi tempat tidur. Namun, segera ku tepis rangkulannya.

"Gue bisa duduk sendiri." Aku duduk sedangkan Jordy berlutut di hadapanku.

"Sha, aku minta maaf," lirihnya dengan tatapan sendu.

"Selesain dulu perasaan lo ke cewek itu baru datang ke gue. Gue nggak mau punya rumah tangga keganggu sama pihak lain," ujar ku ketus

"Sudah Sha. Aku sudah selesain semuanya. Sebenarnya nggak ada perasaan apa-apa, hubungan apalagi. Aku cuma perhatian ke dia sebatas teman."

"Bajingan mana yang tidur di apartmen cewek lain padahal baru beberapa hari nikah?!"

"Ssst, Sha pelanin suara kamu nanti Mama Papa dengar." Jordy menahanku saat aku akan berdiri.

Rasanya ingin ku lempar semua benda yang ada di kamar ke arahnya. Jordy berhasil menguras emosiku pagi ini.

"Maaf sayang maaf. Aku berani sumpah nggak ngapa-ngapain cuma nemenin dia aja dan aku juga tidurnya di sofa."

Ku embuskan napas kasar seraya mengusap rambutku ke belakang. "Jordy, dengar. Gue nggak masalah lo berteman dengan cewek atau cowok sebanyak apapun, tapi lo harus tahu batasan. Lo itu udah jadi seorang suami. Gue lagi belajar nerima pernikahan kita, lo nya malah berulah. Gimana gue mau jadi istri yang baik kalau yang jadi suami aja nggak bisa jadi contoh yang baik."

Andai tidak tahu diri mungkin sejak tadi akan ku tampar wajah Jordy, tapi aku sadar aku juga salah sempat ke apartmen Dion waktu itu.

"Iya sayang maaf, aku janji nggak akan berteman yang berlebihan lagi sama siapapun." Jordy mengecup kedua punggung tanganku, ekspresinya penuh harap agar aku mau memaafkannya.

"Nggak usah janji, lakuin aja apa yang seharusnya lo lakuin sebagai suami. Kalau lo berulah, gue juga bisa berulah."

"Nggak, jangan sayang. Udah ya jangan marah lagi, aku minta maaf dan jangan sebut lo gue lagi. Aku ngerasa kita kayak orang asing kalau kamu kasar gitu ngomongnya."

"Oke. Ya udah ayo ke kampus."

Jordy memelukku erat sebelum mengecup keningku cukup lama. Semoga saja Jordy bisa menepati janjinya.












🌻🌻🌻

Seperti biasa aku, Giselle, Jevano dan Marvel makan siang bersama di kantin.
Mereka bertiga terlihat tidak nyaman, begitu juga aku. Tidak nyaman karena Jordy di depan sana sesekali  mengawasi meja kami.

"Sha, Pak Jordy kok sekarang jadi horor si kayak sasaeng lo," bisik Marvel yang duduk di hadapanku. Netranya sesekali melirik ke arah Jordy.

"Tau tuh gue juga kesel diawasin mulu, lama-lama gue selingkuh beneran nih," dengusku dengan nada berbisik.

Tawanan Cinta Kakak Ipar | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang