37🌻Fakta

846 57 5
                                    

"Tumben diem aja dari semalam, lagi PMS?"
tanya Jordy saat kami turun dari mobil.

"Nggak."

"Ayo masuk."
Jordy ingin menggenggam tanganku. Namun, segera ku tepis.

Jordy menghalangi langkahku tak memperdulikan mahasiswa lain yang sedang berlalu lalang.
"Sha, kamu kenapa si dari kemarin jadi cuek gini? Aku ada salah?"

Aku lelah bertengkar, tenagaku rasanya sudah terkuras habis. Jadi, aku tidak berniat untuk marah mendengar pertanyaan Jordy yang merasa dirinya tidak punya salah.

"Cuek? Biasa aja. Bukannya sikap kamu yang aneh sering pergi tiba-tiba tanpa bilang dulu ke aku trus pulangnya telat?"

Jordy mengusap wajahnya kasar.
"Maaf ya sayang aku sibuk, ujian semester akhir sebentar lagi," ucapnya.

Wow pintar sekali bapak Dosen ini menutupi perselingkuhannya.

"Ehm oke aku maklumin, tapi kalau sibuknya sama perempuan lain siap-siap terima surat cerai." Aku melenggang pergi tanpa menunggu jawaban dari Jordy. Beruntung sekali ada Dosen lain yang menyapanya jadi ia tak sempat mengejarku.

Aku berlari menuju rooftop. Tangisku pecah setelah sejak tadi malam sempat ku tahan.

Sungguh aku bingung harus bagaimana menanggapi Jordy. Aku mencintainya, tapi dia juga sepertinya belum bisa melepas perempuan lain. Hatiku sakit, tangisanku rasa sesak sekali.

Kebohongan Jordy seperti belati yang menghujam jantungku. Perlahan, tapi pasti sampai mungkin nanti aku akan mati rasa karenanya.

Seseorang datang lalu duduk tepat di samping ku. Aku menoleh. Ternyata Kendra, ia hanya menyodorkan satu botol air mineral tanpa bertanya apa-apa. Aku masih terisak tak menghiraukan keberadaan Kendra sama sekali.

Cukup lama menangis lelah juga rasanya. Kendra membukakan tutup botol air mineral untukku, tanpa berucap sedikitpun aku meminumnya.

"Udah jangan lama-lama nangisnya ntar mata kamu kayak mata kodok." Kendra terkekeh kecil, aku tidak kesal malah terkejut dengan ucapannya itu. Dion dulu sering mengatakan hal yang  sama jika aku menangis.

"Dion." Entah kenapa lidahku menyebut nama itu. Aku merasa Dion selalu ada untukku melalui sikap Kendra.

"Kenapa sama Dion?" Kendra bertanya dengan dua alis yang terangkat.

"Pak Kendra kenal Dion? Soalnya semua sikap Bapak menjurus ke dia. Dari minuman kaleng, coklat, aku dicegah makan bakwan udang, grup idola sampai kata-kata mata kodok itu Dion yang lakukan untuk saya Pak."

Kendra tertawa kecil. "Yaah saya gagal jadi mata-mata."

Aku menghapus sisa air mata sambil menatapnya serius. "Maksud bapak apa?"

"Saya kakak sepupunya Dion."

Aku terkejut, ternyata perasaanku tidak salah. Apa yang Kendra lakukan bukan sebuah kebetulan.

"Saya ngelamar kerja disini atas saran dari Dion. Biar dia bisa sekalian nitip jagain kamu, Sha. Semua yang saya lakukan juga dia yang kasih tahu."

"Aku kira dia udah lupa sama aku."

"Nggak semudah itu Sha, Dion masih sangat sayang sama kamu."

Dion, aku kira perasaan kita sudah sama-sama berakhir. Nyatanya kamu belum. Maaf aku terlalu membuatmu kesulitan.

"Jadi setiap hari Pak Kendra laporan ke Dion tentang keadaan saya?"

Kendra menggelengkan kepala. "Nggak, saya selalu bilang kamu baik-baik aja. Apa kamu mau saya bilang ke dia soal keadaan kamu yang sekarang?"

"Nggak Pak, jangan."
Tangisku reda, ku tatap awan yang cukup cerah diatas sana. Aku ingat usiaku akan terus bertambah, sudah tidak pantas mengadu pada orang lain jika sedang ada masalah.

"Kenapa? Dion bisa langsung pulang kesini kalau tahu kamu disakitin Jordy."

"Saya nggak mau jadi pihak ketiga Pak. Saya nggak mau selalu jadi bayang-bayang diantara hubungan Dion dengan Yeri. Masalah saya urusan saya, Dion nggak perlu tahu. Cukup sekali saya kecewakan Dion, selanjutnya saya nggak mau bikin dia kesusahan lagi. Saya harap Bapak bisa merahasiakannya."

"Wow, saya kagum kamu banyak berubah."

"Kita baru kenal Pak?"

Kendra sedikit terkekeh. "Dion banyak cerita gimana manjanya dia ke kamu. Kamu juga selalu bilang Dion itu milik kamu. Ternyata sekarang kamu lebih dewasa."

"Dasar ya manusia satu itu malah ceritain aib mantannya." Air mataku kembali menetes mengingat kembali kisah bersama Dion. Cepat-cepat ku hapus, sepertinya aku terlalu terbawa suasana.

"Saya nggak punya hak ikut campur masalah kamu sama Jordy, tapi kalau kamu butuh pertolongan saya, saya siap bantu."

"Iya Pak Kendra, terima kasih sebelumnya. Setelah ini jangan lakuin lagi apa yang Dion minta ya. Biar dia fokus ke hubungannya aja sama calonnya."

"Oke siap."

Kendra menepuk pelan bahuku lalu pergi.










🌻🌻🌻

Yuda, Jeffry, Teza, Jordy dan Kendra sedang asik menikmati makan siangnya di kantin. Keberadaan mereka selalu menjadi daya tarik bagi beberapa mahasiswi sampai ada yang beberapa kali berani memberi nomer ponsel juga hadiah dadakan.

"Sumringah banget Jo."
ucap Yuda yang membuka percakapan diantara mereka. Mulutnya sambil sibuk mengunyah.

"Muka gue kan emang gini Yud, keliatan seneng mulu," kekeh Jordy.

"Jordy abis ketemu pacarnya kemarin," celetuk Kendra.

"Tahu dari mana lo Kend?" tanya Teza.

"Kemarin gue lihat Jordy lagi asik belanja sama pacarnya di swalayan." Kendra memainkan kedua alisnya menggoda Jordy, setelah itu ia seruput satu gelas greentea nya.

Jeffry meletakan sendoknya, dahinya mengernyit sambil menatap Kendra.
"Bukannya kemaren Asha nebeng pulang sama lo Kend?"

"Iya sebelum pulang Asha minta anter gue ke swalayan, dia juga lihat kok Jordy sama pacarnya kemarin."

"APA?!"
Jordy menghentikan kegiatan makannya seketika. Lalu segera bangkit dari tempat duduknya.
"Tez, gue izin nggak ngajar di jam terakhir, gantiin gue ya," ucap Jordy sebelum akhirnya lari meninggalkan kantin.

"Kena deh." Yuda menepuk keningnya frustasi. Frustasi karena melihat kebodohan sahabatnya.

Jordy berlari kesana kemari mencari sosok istrinya di sekitar kampus. Namun, tidak kunjung ia temukan.

Jordy
Sayang kamu dimana?

Asha
Lagi ada perlu
Aku pergi berdua Jevan

Jordy
Ada yang perlu aku bicarain
Aku susul ya sayang
Please

Asha
Nanti aja
Aku udah di jalan

Jordy memutuskan untuk kembali menemui teman seprofesinya yang masih berkumpul.

"Kend, lo suka laporin keadaan Asha ke Dion?" Tanya Yuda.

"Nggak, gue selalu bilang Asha baik-baik aja. Kalau gue bilang ke Dion apalagi soal Jordy yang brengsek, bisa-bisa Dion langsung balik ke Indonesia bahkan bisa ngerebut Asha. Gue sebagai sepupunya bakal ngedukung apa yang Dion lakukan."

Jordy mengepalkan kedua tangannya di depan pintu. Ia ingin segera menghajar Kendra. Namun,saat akan memasuki ruangan, langkahnya terhenti saat ada pesan singkat yang masuk. Jordy mendapat kabar wanitanya kini sedang dirawat di rumah sakit.

Kita urus itu nanti Kend, gue bakal hajar lo karena ternyata lo sepupunya Dion!

.
.
.
.
.
Bersambung

Tawanan Cinta Kakak Ipar | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang