35🌻Suka & Dusta

777 56 1
                                    

Pagi ini ketenangan tidurku sedikit terusik. Ku ambil benda pipih yang sejak tadi bergetar di atas nakas.
Notifikasi chat terlihat di halaman pertama layarnya.

Ada beberapa pesan masuk dan juga panggilan telepon dari Wendy. Aku tidak mau lancang untuk membukanya, lagipula aku percaya pada Jordy kalau suamiku itu tidak akan berbuat macam-macam. Aku lelah jika harus bertengkar, biarlah Jordy yang urus. Kecuali jika ada masalah fatal baru aku akan bertindak.

Kembali ku rebahkan diri ke dalam pelukan Jordy. Aroma tubuh dan dada bidangnya yang hangat membuatku candu.

Chup

Kurasakan sesuatu yang lembut mengecup bibirku.

Nakal ya,"
Ucapku sambil menggigit pipinya dengan lembut.









🌻🌻🌻

"Lepas Jordy Samuel!"
Aku kesulitan bergerak karena sejak tadi Jordy terus memelukku dari belakang sambil bermanja manja.

"Nggak mau," cicitnya seraya menenggelamkan wajahnya di bahuku.

"Ini aku nggak selesai-selesai lho nyiapin makan siangnya kalau kamu nempel terus Jo."

"Biarin."

"Tadi malem sama tadi pagi masih kurang?"

"Kalau sama kamu sampai kapanpun pasti kurang terus nggak mau lepas," ujarnya yang membuatku ingin sekali menjitaknya.

Apa dia bilang, nggak mau lepas? Apa Jordy berniat membuatku tak bisa jalan?.Bermain satu jam saja sudah melelahkan apalagi lebih dari itu.

Kami berjalan dari arah dapur sampai meja makan dengan posisi yang sama. Jordy tak melepaskan pelukannya.

"Emang kalau sama yang lain cepet puas?" tanya ku sambil menuangkan susu ke dalam gelas kami berdua.

"Aku nggak pernah ngelakuin itu sama perempuan lain, kamu yang pertama dan terakhir Sha. Kecuali kalau kamu selingkuh nanti aku jajan," cicit Jordy yang kemudian terkekeh.

"Awas!"

"Aw aw, iya maaf maaf cuma becanda kok di cubit." Jordy mempoutkan bibirnya lalu duduk di kursi meja makan setelah lengannya ku cubit.

Aku kembali ke arah dapur untuk mengambil makanan. Tak lama kemudian terdengar samar-samar suara Jordy yang sedang menerima telepon.

Aku kembali ke arah meja makan, begitu juga Jordy yang sedang berjalan dari arah kamarnya.

"Telepon dari siapa?" tanyaku.

"Teza ngajak aku nyari buku."

"Kenapa nggak belanja online aja?"

"Dia sekalian ngajak ngopi-ngopi ganteng di Kafe."

"Oo. Oiya Jo aku mau tanya."

"Tanya apa sayang?" Jordy mulai menyantap makanannya.

"Kamu masih komunikasi sama Wendy?"

Jordy mendadak gelisah, gerakan mengunyahnya sedikit melambat dan terlihat berpikir. Aku tidak mau mendengar jawaban yang salah darinya.

"Masih, tapi cuma say hi aja. Dia ada di grup angkatan sekolah aku."

"Bener? Nggak ada urusan apa-apa kan sama dia selain jadi teman biasa?" Kata teman aku tekankan.

Jordy mengangguk. Namun, kedua matanya tidak menatapaku sama sekali. Ada apa dengannya? Apa ada yang sedang ia sembunyikan? Aku penasaran, tapi aku tidak mau menimbulkan pertengkaran lagi diantara kami.

Tawanan Cinta Kakak Ipar | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang