42🌻Epilog

1.1K 70 4
                                    

Ku tatap kedua bayi kembarku Jayden dan Jeyana yang sedang tertidur. Ku tepuk-tepuk lembut tubuh mungil mereka yang terbalut selimut hangat di dalam box bayi yang berada disamping tempat tidurku. Mereka terlihat sangat lelap sampai kedua payudaraku mengeras karena seharusnya mereka sudah saatnya untuk menyusu.

Pasalnya dua jam yang lalu si kembar harus menerima kedatangan para aunty dan uncle nya. Siapa lagi kalau bukan Giselle, Marvel, Jevano dan genk para Dosen.

Mereka sangat antusias melihat kedua malaikat kecilku dengan Jordy. Giselle yang selalu sibuk dengan kameranya, Jevano dan Marvel yang selalu menatap si kembar dengan gemas dan genk Dosen termasuk Jordy yang terus berdebat si kembar lebih mirip siapa.

Setelah mereka pulang barulah Jayden dan Jeyana bisa tidur dengan tenang seperti sekarang.

Ini hari ketigaku pasca operasi persalinan, besok kami akan pulang ke rumah. Rasanya baru kemarin aku berdebat tentang pernikahan ku dengan Jordy, sekarang kami sudah menjadi orang tua.

Ku tatap jendela kamar rawat inap. Matahari hampir terbenam dan Jordy belum juga datang, ia sedang membeli makan malam.

"Masuk," jawabku setelah mendengar suara ketukan pintu.

Pintu terbuka dengan perlahan. Pria yang pernah mengisi hari-hariku di masa lalu sedang berdiri disana sambil menggenggam satu buket bunga besar di tangannya.

"Dion?"

Iya pria itu adalah Dion. Dia tersenyum dan berjalan mendekatiku.

Aku masih tak percaya Dion ada disini.

"Selamat ya Sha sekarang kamu sudah menjadi ibu," ucapnya seraya menyerahkan buket bunga di tangannya ke arah ku.

"I-iya terima kasih Yon," kataku dengan sedikit gugup.

Aku sedang tidak berhalusinasi kan? Dia benar Dion? Atau aku masih dalam pengaruh obat bius?

Dion berjalan mendekati box bayi, ia tersenyum melihat si kembar sedang terlelap tidur.

"Tampan dan cantik." Dion menyentuh dengan lembut tubuh Jayden dan Jeyana.

Cairan bening menetes di pipiku. Bagaimana tidak, ini adalah harapan kami berdua di masa lalu saat hubungan kami baik-baik saja. Aku dan Dion selalu berharap untuk menikah setelah kami lulus kuliah dan memiliki anak kembar yang lucu-lucu. Namun, takdir berkata lain.

Kemudian Dion duduk di tepi tempat tidurku.
"Gimana kabar kamu Sha?" tanyanya.

"Seperti yang kamu lihat sekarang," jawabku.

Dion tersenyum menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan, ia terlihat bahagia dan sedih secara bersamaan.

"Nggak sangka kamu udah jadi ibu-ibu sekarang."

Aku tersenyum tipis seraya menatap wajahya.
Apa dia sendiri? Apa istrinya tahu dia kesini untuk menemuiku?

"Yon."

"Hmm?"

"Sejak kapan kamu pulang dari luar negeri?"

Dion mengalihkan pandangannya ke arah luar jendela. Langit sudah mulai gelap.

"Aku pulang kesini minggu lalu, aku menghubungi Giselle setelah melihat foto-foto si kembar di Instagramnya tadi siang. Bang Kendra juga ngasih tahu kamu udah lahiran. Kamu nggak keberatan kan Sha, aku jenguk kesini?"

Tawanan Cinta Kakak Ipar | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang