25🌻Suami & Istri

976 63 2
                                    

Acara pernikahanku dan Jordy berjalan lancar. Kami hanya mengundang keluarga dan beberapa teman. Aku tidak ingin seluruh orang di kampus mengetahui status kami, maka dari itu aku hanya mengundang Marvel, Giselle dan Jevano.

Begitu juga Jordy, ia hanya mengundang Jeffry, Yuda, Teza dan juga yang mengundang Dion. Aku sebenarnya kesal, tapi sudah terlanjur.

Kami memutuskan untuk pindah rumah. Rumah kami kini lebih sederhana, tidak ada lantai dua.

Tubuhku rasanya remuk merapihkan semuanya, sehingga harus meminta izin cuti kepada pihak Kampus. Sedangkan Jordy tetap menjalankan tugasnya seperti biasa sebagai Dosen.

Keadaan di rumah baru tidak jauh berbeda. Aku dan Jordy masih tidur di kamar terpisah. Aku belum siap tidur bersamanya, Jordy memaklumi itu.












🌻🌻🌻

Waktu sudah memasuki sore hari. Rasanya semakin lelah, tapi masih ada beberapa barang lagi yang belum kurapihkan.

Perlahan aku menaiki kursi, berniat meletakan sebuah kotak besar diatas lemari pakaian. Cukup berat memang, tapi aku rasa aku bisa.

Saat berdiri di atas kursi rasanya keseimbangkanku terganggu karena kotaknya terlalu berat. Hampir saja aku menyelesaikannya. Namun, kotak itu jatuh terlepas dari genggamanku lalu menimpa keningku.

"Aww shh."

Terdengar suara langkah kaki menuju kamarku, itu suara Jordy.

"Sha?"
Jordy terkejut melihatku yang sedang terduduk lemas disamping tempat tidur. Ia pergi tak lama kemudian kembali sambil membawa kotak P3K.

Ternyata dahiku berdarah setelah tertimpa kotak tadi.
Jordy tak membuka suara, tangannya telaten mengobati dahiku yang terluka.

Ini sakit, tapi lebih sakit lagi saat Jordy membereskan isi kotak yang berserakan. Sangat rapih ia menyusun barang-barang itu lagi kedalam kotaknya.

"Udah Pak biar aku aja yang beresin," lirih ku sambil ikut membereskan.

Suasana hening seketika. Aku seperti maling yang sedang kepergok mencuri.

"Latih hati kamu Sha agar lebih mengenal dan terbiasa dengan keberadaan saya, saya juga akan melakukan hal yang sama," ucap Jordy tanpa menoleh ke arahku sedikitpun.

Ucapannya tepat menusuk dihatiku.

Aku tahu pasti Jordy sedang kecewa merapihkan isi kotak yang isinya foto-foto kemesraanku bersama Dion dan juga barang-barang pemberian Dion yang masih aku simpan. Jumlahnya pun tak sedikit.

Setelah rapih, Jordy menyimpan kotak itu diatas lemari kemudian berniat meninggalkanku tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Aku berusaha menarik lengannya. Sehingga langkah Jordy terhenti diambang pintu.
Segera aku memeluknya dengan erat.
"Maaf Pak," lirih ku.

Jordy menghela napasnya cukup dalam. Aku kira dia akan marah ternyata malah mengusap punggungku seolah sedang memberi dukungan agar aku kuat. Kuat menghadapi perpisahan ku dengan Dion.
"Kamu udah makan lagi Sha?"

Aku menggelengkan kepala.

Jordy menangkup wajahku, sambil tersenyum.
"Lain kali kalau ada apa-apa minta tolong saya ya, saya kan suami kamu. Kamu harus terbiasa dengan status kita sekarang," ucapnya sambil menghapus air mataku.

"Iya, maaf."

"Yuk makan, kita pesan aja."
Jordy menuntunku ke ruang makan tanpa melepaskan genggaman tangan kami.

Tawanan Cinta Kakak Ipar | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang