10🌻Ngeselin

916 77 3
                                    

"Udah ayo cepetan masuk mobil nanti kita kesiangan." Jordy sudah mulai kesal melihatku mondar mandir di depan pintu. Bukan tanpa alasan, aku sedang menunggu Dion, karena tadi malam dia bilang akan menjemputku pagi ini.

"Dion mau jemput Pak," rengek ku.

Jordy menyisir rambutnya dengan jari ke belakang, lalu mendengus kesal.
"Dia nggak bakal dateng jemput kamu Ashaaa. Mungkin dikiranya kamu masih sakit. Cepet masuk mobil sebelum telat."

"Nanti dulu." Aku masih merengek tetap ingin menunggu Dion.

"Masuk atau saya tinggal?!"

Terpaksa akhirnya akupun masuk kedalam mobil dan duduk di kursi penumpang depan.

Ponselku masih belum bisa dihidupkan, semalaman tertinggal di meja makan sampai dayanya habis. Sehingga susah untuk menghubungi Dion.

"Baru kali ini Dion ingkar janji," keluhku di dalam mobil.

Jordy yang sedang fokus mengemudi hanya terkekeh pelan. "Namanya juga manusia, pasti ada salahnya Sha."

Ekor mataku terus melirik ke arah Jordy, entah kenapa pagi ini dia terlihat sangat bahagia sekali.







🌻🌻🌻

Rindu sekali rasanya beberapa hari tak menginjakan kaki di kampus tercinta yang gedungnya di dominasi warna pink ini. Selain jurusan fakultasnya yang sangat banyak, kampusku ini terkenal juga dengan para dosen-dosennya yang cerdas serta tampan dan cantik-cantik.

Sesampainya di depan salah satu kelas Fakultas ekonomi, aku segera memeluk Dion yang sedang berbincang dengan temannya.

"Yaaah jadi nyamuk dehh pergi ah," ujar Jovi teman sekelas Dion.

"Hehe maaf ya Jov, gue kangen berat nih sama si kelinci," kekehku kemudian Jov pergi meninggalkan kami sambil tersenyum manis.

"Kamu kenapa nggak jemput aku?" tanyaku seraya mempoutkan bibir di hadapan Dion.

Dion diam belum menjawab pertanyaanku. Ternyata Jordy baru saja melewati kami dengan senyuman tipisnya.

Dion mengusap puncak kepalaku lalu sedikit membungkuk mensejajarkan wajah kami.
"Aku pikir kamu masih sakit lagipula aku hari ini bawa motor, mobil dipinjam adik aku. Khawatir kamu masuk angin kalau naik motor," kekehnya yang kemudian menegakan kembali tubuhnya.

"Oo gitu, kirain lupa."

"Nggak mungkin aku lupa sama kamu Sha."

"Baiklah, kalau gitu aku masuk kelas dulu ya Yon."

Dion melambaikan tangannya ke arahku sebelum ia masuk ke dalam kelasnya.

"Ashaaaa kangeen. Gimana udah baikan?" tanya Giselle seraya memelukku dengan erat.

"Udah doonng, perkara makan udang jadi kesel berhari-hari dirumah," ucapku sambil mengerucutkan bibir.
"Marv, bawa powerbank nggak? hp gue low."

"Nih." Marvel menyodorkan powerbank miliknya.

"Lo lusa bisa ikut jalan-jalan Sha?" tanya Jevano.

Dahiku mengernyit.
"Jalan-jalan kemana?"

"Lah emang Pak Jordy nggak bilang?"

"Nggak, dia nggak pernah cerita apa-apa soal keadaan di Kampus."

"Yaahhh gimana sih Pak Jordy, dia kan panitianya ckckcck," keluh Jevano dengan ekspresi kecewanya.

Tawanan Cinta Kakak Ipar | (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang