Jordy mengajakku berkelilingi Chicago, berlibur dan berwisata kuliner ke tempat-tempat favoritnya.
Ini menjadi liburan yang mendadak dan bulan madu yang sebenarnya sudah sangat-sangat telat.
Aku dan Jordy duduk di tepi pantai yang cukup ramai. Terik matahari dan embusan angin menerpa kedua tubuh kami yang sedang menikmati suasana healing.
"Orang tua kamu pindah ke Indonesia sejak kapan Jo?"
"Pas aku mau lamar kamu, tapi ternyata harus lamar Irene dulu." Jordy tersenyum, tidak terlihat penyesalan di wajahnya. Ia rela berkorban demi Kak Irene.
"Sejak kapan kamu inget aku lagi?"
Jordy menoleh ke arahku sepintas kemudian kembali menatap luasnya bentangan pasir dan pantai yang begitu indah. "Semenjak kecelakaan yang kita alami waktu itu aku terus inget kamu Sha, tapi ya namanya anak kecil cuma sekedar inget aja. Udah dewasa baru Mama Papa bilang kita dijodohkan. Meski aku udah beberapa kali punya pacar, aku nggak bisa lupain kamu. Kamu secantik apa setelah dewasa, gimana kabarnya, dan masih suka nangis nggak. Aku mau lihat kamu dari sosmed. Resenya Irene nggak ngasih tau akun sosial media kamu, dia juga nggak mau ngirimin foto kamu bikin aku penasaran dan akhirnya kita ketemu di—"
Ku genggam erat jemari Jordy sebelum ia melanjutkan ceritanya. "Terima kasih ya Kak Juny udah inget aku udah jagain aku juga." Aku terkekeh kemudian Jordy mencubit pelan hidungku.
"Lain kali Acha jangan ngejar-ngejar kucing lagi ya, ngejar aku aja." Kamipun tertawa kompak.
Ku akui komunikasi diantara kami terkadang tidak begitu baik. Ini menjadi pelajaran dalam pernikahan selain komunikasi yang harus baik, saling memahami perasaan pasangannya juga tak kalah penting.
Aaku dan Jordy sedang menikmati suasana liburan di tepi pantai yang sedikit romantis. Iya sedikit, Jordy lebih banyak melucu dibanding bersikap romantis terhadapku, tapi justru itu menjadi nilai tambah, bisa di akui tanpa Jordy hari-hariku sepi. Aneh rasanya sehari tanpa debat dan saling merengek.
Cukup enam hari saja kami berada di Chicago.
Pekerjaan Jordy sangat banyak yang tertunda begitu juga tugas kuliah dan skripsiku yang tak bisa diajak kompromi lagi.🌻🌻🌻
"Sha, bangun yuk aku buatin sarapan."
Suara parau itu terdengar jelas di telingaku.Mataku belum sepenuhnya terbuka, tapi aku tetap beranjak dari tempat tidur.
Jordy sudah berjalan lebih dulu menuju dapur sedangkan aku menuju kamar mandi.
Setelah mandi dan berpakaian rapih, aku duduk di kursi ruang tengah sedangkan Jordy sedang sibuk membuat sarapan di dapur.
Ponselku bergetar.
"Halo Sha hari ini kamu ke Kampus?"
terdengar suara Kendra di sebrang sana."Iya saya ke Kampus hari ini."
"Oke saya tunggu."
Panggilan telepon dimatikan.
"Siapa Sha?" tanya Jordy yang baru saja membawa dua piring nasi goreng menuju meja makan, aku segera menghampirinya.
"Kendra," jawabku singkat.
"Ngapain dia telepon kamu?" wajah Jordy berubah menjadi sangat tidak bersahabat.
"Kamu lupa dia kan Dospem aku Jo."
"Oiya lupa."
Kami sudah dalam posisi duduk saling berhadapan dan siap untuk menyantap sarapan.
"Uhuekssss." Belum sempat aku menyuap satu sendok makanan tiba-tiba perutku mual.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tawanan Cinta Kakak Ipar | (TAMAT)
FanficKisah tentang seorang mahasiswi bernama Narasha Kinar yang harus menikah dengan Kakak ipar sekaligus Dosennya yaitu Jordy Samuel. Pernikahan ini demi mewujudkan permintaan terakhir dari sang kakak (Irene) yang telah pergi untuk selama-lamanya. Asha...