33

13.3K 995 48
                                    

Kenyataannya, aku & bang Mada tidak berhasil membawa Kalla untuk bertemu mami di Jakarta. Orangtua Kalla tidak memberikan izin dan baru ku ketahui juga bahwa hubungan bang Mada dan Kalla mendapatkan kendala yakni tidak adanya restu dari orangtua Kalla. Mungkin akan banyak spekulasi, kenapa nggak ngasih restu ke laki-laki yang sudah mapan seperti bang Mada?

Orangtua Kalla tidak mempermasalahkan mengenai perbedaan usia, mereka hanya tidak suka dengan profesi bang Mada sebagai pilot. Mereka beranggapan bahwa dengan profesi tersebut pasti bang Mada mempunyai banyak perempuan simpanan & akan tergoda oleh para pramugari yang jauh lebih cantik serta sempurna dari anak mereka.

"Padahal mah kalo udah nyaman sama orangnya mau bentuk badan atau wajahnya kek gimanapun pasti bakal stay disatu orang itu aja kan, mas?" Ucap ku saat kami sedang dalam perjalanan ke salah satu mall untuk membeli furniture rumah baru kami.

"Ya mau gimana lagi, na. Kita doain aja yang terbaik buat mereka berdua. Kamu sendiri liat dia gimana?"

"Kalla baik kok mas, sopan lagi. Cuma ya aku agak kaget aja waktu pertama kali ketemu, soalnya dia beda banget sama mantan-mantan bang Mada."

"Nggak kepanasan mau minta foto sama artis kayak kamu?" Aku mendengus kesal mendengar godaan mas Zahid.

"Waktu ketemu aku biasa aja sih dia, apa jangan-jangan dia gatau aku ya mas?"

"Yang bener aja dia gatau kamu, na. Tiap saat kan ada aja gosip tentang kamu."

Benar juga, bahkan hal tak penting pun dijadikan sebagai bahan untuk acara gosip yang sering seliweran di tv.

~~
Sudah satu tahun lebih aku menjadi suami Nana tapi aku masih tidak terbiasa mengikuti kebiasaan belanja Nana yang sangat lama. Aku lebih memilih mengejar penjahat daripada mengikuti Nana berkeliling mall seperti saat ini.

"Masih lama, sayang? Kita belum makan loh daritadi." Walaupun daritadi aku hanya duduk disofa yang ada ditoko gorden ini, tapi lama-lama duduk bokong ku kebas juga.

"Astaga, maaf mas keasyikan milih. Yaudah makan dulu yuk terus ntar dilanjut lagi."

Karna disekitaran toko ini banyak restaurant, maka aku & memilih makan disalah satu rumah makan yang menyajikan masakan Sunda.

"Lanjut kapan-kapan aja na, mas capek banget."

"Yaudah, tapi habis ini nyelesaiin masalah gorden dulu ya."

Aku hanya mengangguk dan tak lama kemudian hidangan yang kami pesan telah dihidangkan diatas meja. Sembari makan, sesekali kami mengobrol mengenai berbagai hal. Suasana romantis yang ada diantara kami seketika buyar saat panggilan seorang wanita mengalihkan fokus Nana.

"Ya ampun akhirnya oma bisa ketemu Nana! Kamu apa kabar, sayang?" Nana menatapku kebingungan yang ku balas tatapan bingung juga.

"Saya baik bu, maaf ibu kenal saya?" Nana bertanya pelan sembari membalas pelukan ibu-ibu tersebut.

"Oma Tatik, na! Masa udah lupa sih? Dulu waktu kecil kamu sering main kerumah oma sama eyang kamu."

Ya tuhan, selalu saja aku mendengar nama pria tersebut dan kini anggota keluarganya yang lain malah muncul.

"Oh ya ampun, maaf oma Nana udah lupa. Oma apa kabarnya?"

"Baik banget, duh nggak nyangka ya bisa ketemu disini. Gimana makanannya? Enak? Mau tambah lagi nggak? Kebetulan ini restaurant oma."

Selain hilang keromantisan, kini selera makan ku pun ikut hilang.

"Eh nggak usah oma. Eh iya, kenalin oma ini suami aku."

SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang