17

12K 886 12
                                    

Enam bulan berlalu dan pembicaraan tentang diriku yang gagal menikah dengan salah satu pengusaha muda incaran para wanita di negeri ini masih saja berhembus kencang.

Ternyata selama ini, Sari adalah sugar baby bang Bara. Dengan berlutut, Sari memohon ampun padaku. Tentu saja aku memaafkannya, alasan aku menangis saat itu adalah karena aku takut mengecewakan ayah & bunda. Bisa dibilang harusnya aku berterima kasih pada Sari atas kejadian ini.

Tak perlu ku jelaskan lagi kan, kenapa bang Bara yang terlihat sempurna itu sampai mempunyai "peliharaan"?

Aku tak tau mengapa bang Bara tidak menuntut bang Zahid yang habis-habisan menghajarnya saat itu. Namun dugaan ku, itu karena bang Zahid dibacking oleh ayah & papi Arga. Sejak malam itu pun, aku tak pernah bertemu dengan bang Bara atau keluarganya.

"Kak, ayo cepetan dandan nya. Zayn udah mau telat ini." Teriak bunda yang menyadarkan ku dari lamunan tentang kejadian lalu.

Aku mempercepat dandan ku saat mendengar teriakan bunda yang menggema dibawah sana.

"Ya ampun tambah ganteng aja sih kesayangan aku." Ucap ku sambil mencium Zayn yang terlihat anteng menyantap sarapannya.

"Habis nganter Zayn kamu langsung ke supermarket kan, kak?" Tanya bunda yang ku balas anggukan.

Aku mengantar Zayn ke sekolah sebelum mampir ke supermarket yang ada didekat komplek sekolah Zayn.

Saat sedang memilih lemon, aku merasa bahwa sedang ada yang memperhatikan ku. Saat berbalik ke segala arah, aku tak menemukan satu orang pun yang ada disekitar ku.

Aku bergegas memilih sayur titipan bunda secara kilat sebelum membayar dikasir. Sepanjang berjalan di parkiran, aku merasa ada yang mengikuti ku. Aku makin memperlaju jalan ku menuju mobil ku yang terparkir diujung sana.

"Sial, kenapa hari ini gue sok ide banget sih parkir di basement." Gumam ku bergetar.

Aku bergegas masuk ke mobil ku. Saat sudaha masuk, aku melihat seseorang mengenakan pakaian serba hitam beserta topi yang juga ikut masuk ke mobil yang ada disamping mobil ku.

"Huft, perasaan gue aja berarti kalo lagi diikutin." Ucapku sambil mengembuskan nafas pelan. Saat masih menata barang bawaan serta sibuk memilih lagu yang akan menemani ku selama perjalanan, aku merasa aneh. Sebab, mobil disamping ku tak juga bergerak untuk pergi.

Saat aku mulai menjalankan mobil ku, mobil tersebut mengikutinya. Wajar dong kalau manusia selalu punya pikiran buruk?

Maka aku sengaja memutari kota Jakarta untuk mengetahui apakah mobil tersebut benar-benar mengikuti ku atau tidak. Sepanjang perjalanan, mobil tersebut selalu mengikuti ku. Bahkan saat aku mampir membeli ketoprak ia juga ikut berhenti, namun tidak ada seorangpun yang turun dari mobil tersebut.

Aku menggunakan ilmu balap liar ku saat masih menjadi cabe-cabean untuk mengebut menuju rumah. Saat berbelok ke arah perumahan tempat tinggal ku, mobil tersebut mengambil arah yang berlawanan.

Aku menghembuskan nafas ku saat memarkirkan mobil ku digarasi. Saat masih sibuk mengatur nafas, aku dikagetkan oleh suara ketukan dikaca yang ada disamping ku.

"Astaga! Ih bang Zahid, jangan ngagetin gitu dong." Seru ku kesal sambil mematikan mesin mobil ku.

"Saya nggak ngagetin, kamu daritadi udah nyampe kenapa nggak turun? Bunda udah ngomel itu didalem."

Aku berdecak mendengar ucapan bang Zahid barusan. Jangan heran, sekarang hubungan ku & bang Zahid mulai membaik. Aku bahkan sudah 6 bulan ini mencoba untuk move on dari perasaan ku sebagai wanita terhadapnya.

SunflowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang