Tentu saja kejadian semalam membuat heboh komplek rumah ku, ketika mereka tau siapa si pembuat keributan. Sejak pagi aku sudah diteror ayah, bunda serta Ica untuk menceritakan detail dari kejadian semalam. Karena, berita semalam sudah bocor kemana-mana dan sudah dimuat di acara gosip yang biasa bu Inge pantengin setiap pagi.
"Aku juga nggak tau siapa yang bocorin, yah. Padahal selama ini tetangga sini pada acuh semua." jawab ku lelah ditanyai ayah terus menerus tentang siapa saja yang terlibat dalam kejadian semalam.
"......"
"Ya masa baru tiga bulan aku pindah sih?! Mau pindah kemana juga?"
"......"
"Iya iya, yaudah kakak mau meeting dulu sama bu Inge. Udah dulu ya yah, nanti kakak telpon lagi."
"....."
"Astaga, iya yah nanti Ica kakak suruh cari perumahan yang kemanannya kayak presiden. Yaudah kakak tutup ya, love u ayah."
Setelah telepon ditutup, aku menenangkan diri ku sebentar sebelum bersiap menghadapi sidang selanjutnya diruangan bu Inge. Setelah merasa cukup tenang, aku berjalan menuju ruangan bu Inge yang didalamnya juga ada Ica.
"Sudah? Jadi bisa dijelaskan apa yang semalam terjadi?" tanya bu Inge padaku saat aku baru saja memasuki ruangannya. Ku ceritakan semua yang terjadi semalam yang membuat Ica sempat beberpa kali ingin menyela cerita ku namun ditahan bu Inge.
"Lo harusnya telpon gue aja, ren! Kan emang tugas gue bantuin lo!" ujar Oca begitu diperbolehkan bu Inge untuk menyampaikan pendapatnya.
"Ya gue nggak enak, ca. Lagian untung aja lo nggak datang, soalnya kata bang Zahid semalem si Zega mabuk. Kalo lo kenapa-napa gimana?" jawab ku sambil menyeruput teh chamomile ku.
"Ada benernya juga apa yang Karen bilang, ca. Yaudah sekarang mau kamu gimana?" ujar bu Inge menanyakan langkah apa yang akan ku ambil.
"Nggak usah dilaporin lah, kita tunggu klarifikasi agensi Zega aja. Kalau mereka mengakui bahwa Zega merasa bersalah, yaudah kita maafin. Tapi kalau mereka menyangkal fakta yang ada, baru kita speak up ke media apa yang sebenarnya terjadi." jawab ku panjang lebar yang dibalas tatapan bingung bu Inge & Ica.
"Lo yakin? Ayah lo pasti nggak setuju banget sama omongan lo barusan."
"Makanya diem-diem aja nggak usah ember ke ayah gue. Udah kan? Yuk ca temenin gue ketemu anak temen arisan bunda." ujar ku sambil berdiri hendak beranjak dari ruangan ini.
"Kamu mau ketemu laki-laki lain disituasi seperti ini, ren?!" tanya bu Inge tak percaya mendengar ucapan ku barusan.
"Ya mau gimana lagi, udah diatur si bunda. Lagian dia nyewa ruangan private kok direstoran itu." jawab ku seadanya dan melenggang pergi dari ruangan bu Inge diikuti Ica.
-
"Liat hid, si Karen update. Gila kebal banget ni cewek ngehadapin cibiran orang-orang." ucap Zion sambil menunjuk kan handphone nya, saat kami sedang makan siang di kantin yang ada di kesatuan ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower
RandomKarenina Ayudia, perempuan ceria nan rupawan yang merasakan jatuh cinta pandangan pertama pada Muhammad Laksamana Zahid yang merupakan anak teman ayahnya. Namun membuat hati Zahid luluh merupakan hal tersulit bagi Nana, bahkan mengalahkan soal ujian...