Gosip antara aku dan Zega tak juga mereda, hal tersebut membuat ayah semakin tak menyukai pekerjaan ku saat ini dan membuat ku terpaksa meliburkan diri dari pekerjaan ku. Apalagi ditambah apartemen ku yang sempat dibobol orang tak dikenal yang hingga saat ini belum diketahui siapa pelakunya.
Mengenai bang Zahid yang sengaja memberikan nomer bang Mada, sepertinya kejadian tersebut sudah bang Mada ceritakan ke mami Kia. Sehari setelah itu, mami Kia menghubungi ku secara langsung untuk meminta maaf atas tindakan bang Zahid dan berjanji akan menghukum bang Zahid.
Bahkan setelah aku mendapatkan nomer bang Zahid yang sesungguhnya pun, bang Zahid tak pernah merespon segala pesan yang aku kirimkan. Bukan Nana namanya kalau menyerah begitu saja, aku terus mengirimkan pesan bahkan melakukan kebiasaan ku saat kecil dahulu yaitu memberikan bunga matahari. Jika dahulu aku memetik sendiri dan melalui perantara Ara, kini aku selalu mengirimkan melalui jasa kurir setiap hari sabtu.
Hingga bulan ke-3 sejak pertemuan kami saat itu, aku tak pernah sekalipun bertemu lagi dengan bang Zahid. Hanya bunda yang tau tentang pertemuan ku dengan bang Zahid, aku hanya bisa berdoa & berharap semoga jangan sampai ayah tau.
"Ren, jadwal lo udah gue kosongin seminggu ya. Dirumah aja lo selama di Surabaya, awas aja sampe foto lo lagi jalan-jalan masuk lambe turah." ucap Ica sewot yang hanya ku balas anggukan.
"Jangan ngangguk-ngangguk aja lo! Capek gue diomelin ayah lo mulu, awas aja lo bandel." lanjut Ica yang semakin sewot.
"Jelas dirumah aja lah ca, ayah mana mungkin biarin gue jalan seenak jidat sedangkan gue lagi viral gini."
"Bagus lah kalo gitu, ntar lo nggak usah balik ke Jakarta ren. Gue aja yang nyusul kesana, biar sekalian langsung ke Semarang."
"Lo ngapain ke Semarang?" tanya ku bingung.
"Acara reuni bokap lo, gue disana sebagai bodyguard lo biar lo nggak macem-macem."
"Lah ngapain lo ikut segala ca? Lagian gue mau macem-macem apaan coba." ujar ku sebal.
"Gue disuruh bokap lo, lumayan duitnya bisa buat beli hp keluaran terbaru."
"Terserah deh, ayah gue emang suka banget aneh-aneh."
-
"Permisi pak, ini ada kiriman bunga lagi buat bapak." ucap Ujang, OB yang ada dikesatuan ku."Pengirimnya sama, jang?"
"Iya pak."
Aku menghela nafas mengetahui Nana masih saja sama, memberi ku bunga matahari yang selalu ia lakukan sejak kecil.
"Kayak biasanya aja, jang." jawab ku melanjutkan pekerjaan ku.
"Ehm, maaf pak. Tapi sayang atuh kalau bunga sebagus ini dibuang terus. Punten pak, kalau bunganya saya minta boleh? Buat istri saya, hehe."
"Yaudah ambil aja, tiap bunga nya datang kamu nggak usah laporan ke saya ya. Buat kamu aja tiap bunganya datang."
"Wah, siap pak! Terima kasih ya pak, permisi." ujar Ujang menutup pintu ruangan ku.
Belum 5 menit pintu tertutup, tiba-tiba pintu ku kembali terbuka yang kemudian memunculkan Zion dan Reza.
"Lagi? Tragis banget cewek secantik Karen bisa suka sama lo." ucap Zion yang disambut gelak tawa Reza.
"Bener banget! Lo kasih kepastian kali, hid."
Aku tak menjawab segala ocehan mereka dan memilih untuk melanjutkan pekerjaan ku.
-
"Kakak!" jerit Zayn sembari berlari saat aku baru saja memasuki gerbang rumah dinas ayah."Jain! Ututu kesayangan kakak." ujar ku sambil memeluk Zayn dengan erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunflower
RandomKarenina Ayudia, perempuan ceria nan rupawan yang merasakan jatuh cinta pandangan pertama pada Muhammad Laksamana Zahid yang merupakan anak teman ayahnya. Namun membuat hati Zahid luluh merupakan hal tersulit bagi Nana, bahkan mengalahkan soal ujian...